LUMAJANG, KOMPAS.com - Tak hanya pandai mencuri, Saman, pelaku pencurian motor milik mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) di Desa Alun-alun, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, juga pandai bersandiwara.
Usai mencuri dua unit motor mahasiswa KKN di desanya, bukannya melarikan diri, Saman malah kembali lagi ke kantor desa dan berpura-pura mencari motor mahasiswa yang hilang.
Baca juga: Pengakuan Pencuri Motor Mahasiswa KKN di Lumajang: Anak-anaknya Sombong, Jadi Saya Ambil
Kapolres Lumajang AKBP Alex Sandy Siregar mengatakan, setelah membawa kabur dua motor mahasiswa KKN dari kantor desa, Saman dan temannya, Sohib, sempat panik takut ketahuan warga lain.
Karena alarm dari motor yang dicurinya terus menerus berbunyi.
Akhirnya, Saman berinisiatif untuk menyembunyikan dua motor itu di tengah-tengah semak belukar tak jauh dari kantor desa.
Di sana, Sohib berperan menjaga motor tersebut.
Sementara, Saman kembali ke kantor desa untuk memastikan situasi aman.
Bahkan, Saman sempat berpura-pura kebingungan dan ikut mencari kendaraan yang dicurinya itu bersama para mahasiswa dan perangkat desa.
"Pelaku ini sempat panik karena alarm motor ini bunyi terus, akhirnya dia kembali ke desa dan pura-pura ikut mencari sambil memastikan kondisinya aman," kata Alex di Mapolres Lumajang, akhir pekan lalu.
Usai polisi melakukan olah TKP dan dirasa situasi sudah aman, Saman kembali ke tempat menyembunyikan motor tersebut dan meminta Sohib untuk menjualkannya.
"Setelah aman, motor itu diserahkan ke temannya yang saat ini masih kita buru, jadi dia yang jual motornya," jelas Alex.
Penyamaran Saman berlangsung sekitar seminggu sebelum akhirnya ia ditangkap polisi.
Menurut Alex, tidak dicurigai karena selama ini ia yang diminta kepala desa untuk menjaga mahasiswa KKN.
"Pelaku ini sering berkomunikasi dengan kepala desa, bukan perangkat tapi dia dimintai tolong kepala desa untuk menjaga mahasiswa, jadi yang bersangkutan ya sering datang ke kantor desa, sehingga saat menyamar itu ya tidak ada yang curiga, apalagi rumahnya memang dekat dengan kantor desa," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang