Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kota Blitar Dianiaya Teman hingga Tewas Saat Pesta Miras di Rumahnya

Kompas.com, 16 Agustus 2025, 17:12 WIB
Asip Agus Hasani,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com – DN (35), warga Jalan Cemara, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, Jawa Timur, ditemukan tewas di tempat tinggalnya pada Jumat (15/8/2025) sekitar pukul 17.45 WIB setelah sehari sebelumnya terlihat pesta minuman keras (miras) bersama teman-temannya.

Hasil sementara otopsi oleh dokter forensik menyebut bahwa DN tewas akibat benturan benda tumpul pada bagian kepala serta patah pada batang leher.

Berdasarkan hasil penyelidikan pihak kepolisian, DN menjadi korban penganiayaan oleh rekan-rekannya pada Kamis (14/8/2025) malam atau Jumat dini hari di saat pesta miras.

Baca juga: Cekcok soal Bakar Sampah, Warga Blitar Bacok Tetangganya

Kapolres Blitar Kota AKBP Titus Yudho Uly mengatakan bahwa pihaknya telah menangkap dua terduga pelaku penganiayaan terhadap DN dalam pelarian di wilayah Kabupaten Malang bagian selatan.

“Dua terduga pelaku kita amankan saat berada di luar wilayah Blitar, persisnya di wilayah Malang Kabupaten,” ujar Yudho kepada awak media, Sabtu (16/8/2025).

Baca juga: Polisi Ditabrak Pikap Saat Razia Kendaraan di Blitar, Kini Dirawat di Rumah Sakit

Menurut Yudho, dua pelaku yang masing-masing bernama inisial LG dan MS itu tengah berusaha kabur.

“Kami tangkap dini hari tadi sekitar pukul 03.00 WIB. Iya, berusaha menghilangkan jejak. Kabur berdua ke Malang,” imbuhnya.

Yudho mengatakan bahwa dua terduga pelaku penganiayaan itu merupakan rekan korban sendiri yang pada Kamis sekitar pukul 20.30 WIB bersama-sama dengan 3 orang lainnya datang ke rumah korban untuk pesta miras.

Di tengah sedang minum miras bersama, ujarnya, terjadi cekcok antara pelaku dan korban dipicu oleh perkataan korban yang menyinggung pelaku.

“Ada omongan korban tentang masa lalu dari pelaku yang membuat pelaku sakit hati,” ujar Yudho.

Cekcok itu berujung pada penganiayaan oleh LG dan MS terhadap DN. Usai melakukan penganiayaan, LG dan MS meninggalkan DN yang sudah dalam kondisi tak berdaya.

Merujuk pada hasil otopsi terhadap jasad DN, kata Yudho, kuat dugaan bahwa DN masih hidup ketika kedua pelaku meninggalkan lokasi kejadian.

“Diduga pada saat ditinggal korban masih hidup. Karena hasil otopsi, korban meninggal sekitar 5 jam sebelum ditemukan pukul 17.45 WIB. Berarti meninggalnya sekitar pukul 12.45 WIB, siang hari,” tuturnya.

Pihak Satuan Reskrim Polres Blitar Kota, lanjutnya, saat ini juga tengah meminta keterangan 3 orang lainnya yang juga ikut pesta miras bersama korban dan pelaku.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau