Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Baru UTM Diduga Diculik dan Dianiaya Senior Usai Ikut PKKMB

Kompas.com, 9 Agustus 2025, 16:27 WIB
Yulian Isna Sri Astuti,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANGKALAN, KOMPAS.com -Seorang mahasiswa baru Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Trunojoyo Madura (UTM), MM (18), diduga menjadi korban penculikan dan penganiayaan oleh beberapa seniornya usai mengikuti kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB).

Akibat kekerasan tersebut, korban mengalami luka bocor di kepala dan keluarga telah melaporkan kejadian ini ke Polres Bangkalan.

Baca juga: Anak Guru di Medan Diculik, Polisi Tangkap 3 Perempuan Termasuk Sepupu Ibu Korban

Paman korban, M Sultan Fuadi membenarkan kejadian tersebut.

Sebelum aksi pemukulan dan perundungan terjadi, korban diduga diculik saat hendak pulang ke rumah indekosnya pada Rabu (6/8/2025) sore.

"Jadi keponakan saya itu masih ada di area kampus, lalu ada dua atau tiga mobil datang. Beberapa orang memaksa keponakan saya masuk ke dalam mobil, keponakan saya tidak ada yang kenal dengan orang-orang itu," ujarnya, Sabtu (9/8/2025).

Merasa terancam, korban lalu berusaha keluar namun ditahan oleh beberapa orang yang ada di dalam mobil tersebut.

"Setelah masuk, ternyata ada senior fakultasnya di dalam mobil itu," ungkapnya.

Korban lalu dibawa ke rumah indekos pelaku yang jaraknya sekitar 500 meter dari UTM. Korban lalu di masukkan ke dalam kamar dan mulai diintimidasi oleh tiga orang pelaku.

"Tak berselang lama, ada satu senior kampusnya berinisial MF datang dan ikut merundung keponakan saya," ungkapnya.

Tak hanya itu, korban dituding sebagai pihak yang memprovokasi mahasiswa lain terkait adanya protes dugaan pungli yang diduga dilakukan oknum Liaison Officer (LO) dalam PKKMB pada hari selasa (5/8/2025) lalu. Bahkan pelaku mengancam akan terus menganggu korban selama kuliah di kampus tersebut.

"Lalu MF itu menyodorkan kertas ke keponakan saya yang bertuliskan pernyataan yang isinya bahwa keponakan saya tidak akan mengulangi lagi adanya protes dan meminta maaf serta bersedia dihukum jika mengulangi. Itu yang harus ditandatangani keponakan saya," jelasnya.

Namun, setelah menandatangani kertas itu, salah satu pelaku lain meminta korban untuk turut bertanggungjawab atas salah satu panitia PKKMB yang jatuh dari panggung pada hari selasa (5/8/2025) tersebut.

"Lalu keponakan saya ditantang untuk duel atau dilaporkan ke polisi. Namanya anak baru kan takut, akhirnya memilih duel," imbuhnya.

Sebelum aksi duel itu dimulai, korban diduga dipukul terlebih dahulu di bagian kepala. Korban ketakutan dan memilih untuk dipukuli.

"Keponakan saya takut jadi pilih tidak melawan. Disitu untuk identitas pelaku yang memukul tidak tau, tapi yang menonton dan jadi wasitnya itu senior kampusnya," ungkapnya.

Baca juga: Heboh Anak Guru di Medan Diculik, Pelaku Minta Rp 50 Juta atau Korban Dijual

Halaman:


Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau