BANYUWANGI, KOMPAS.com - Sejumlah sopir truk menggelar demonstrasi di depan Kantor ASDP Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (1/8/2025).
Mereka melakukan protes karena terjebak berhari-hari di buffer zone atau tempat penampungan kendaraan di Dermaga Bulusan, tanpa kepastian kapan dapat menyeberang ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali.
Salah satu sopir yang terkena dampak, Adung, yang mengangkut muatan paketan, mengungkapkan bahwa ia sudah tertahan di Dermaga Bulusan selama empat hari.
"Saya berangkat dari Jakarta tanggal 25 Juli, sampai Baluran tanggal 27. Tanggal 28 Juli masuk penampungan, belum menyeberang sampai sekarang," urainya.
Baca juga: Polda Jatim Urai Kemacetan Parah Menuju Pelabuhan Ketapang dengan Gunakan Buffer Zone
Adung menyoroti ketidakcermatan petugas dalam pemilahan kendaraan.
Meskipun kendaraannya hanya memiliki berat 9 ton, karena jenis truk yang digunakan adalah tronton, ia disamakan dengan kendaraan yang memiliki kapasitas di atas 35 ton.
"Saya protes, tapi tidak didengar, tetap dipukul rata," ujarnya.
Selain itu, Adung juga mengeluhkan minimnya fasilitas di Dermaga Bulusan.
Ia menegaskan bahwa tidak ada aliran air di toilet, sehingga para sopir kesulitan membersihkan diri, termasuk saat buang air.
"Ini saya sudah berhari-hari tidak mandi," tambahnya.
Adung meminta pihak terkait segera menyelesaikan masalah ini agar para sopir truk bisa segera diberangkatkan ke Pulau Bali.
Baca juga: Cuaca Buruk, Pelabuhan Ketapang Sempat Ditutup
Ia juga menekankan perlunya perbaikan fasilitas di Dermaga Bulusan, khususnya penyediaan air untuk menjaga kebersihan sopir dan pelabuhan.
General Manager ASDP Ketapang, Yannes Kurniawan, menjelaskan bahwa antrean kendaraan disebabkan oleh ketidakseimbangan antara volume kendaraan yang datang dan jumlah kapal yang beroperasi.
"Walaupun 9 kapal, tapi kalau dalam sehari kurang dari 8 trip sama saja," kata Yannes.
Peningkatan jumlah kendaraan juga disebabkan oleh penutupan jalur Gumitir dan pengalihan jalan di wilayah Situbondo.
Mengenai tuntutan untuk memperbaiki fasilitas toilet, Yannes menyatakan bahwa pihaknya akan berusaha segera memenuhi permintaan tersebut.
"Suatu hal yang bisa kita penuhi. Mudah-mudahan akan segera kami penuhi," harapnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang