Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulan Kemerdekaan, Pedagang Bendera dan Pernak-pernik Merah Putih Bermunculan di Sumenep

Kompas.com, 1 Agustus 2025, 12:46 WIB
Nur Khalis,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SUMENEP, KOMPAS.com – Memasuki Bulan Agustus 2025, penjual bendera musiman jelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia ramai bermunculan di sejumlah titik strategis di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

Pantauan Kompas.com, pemandangan pedagang bendera dan pernak-pernik merah putih sudah terlihat di sepanjang Jalan Trunojoyo, Jalan Dr. Cipto, dan Jalan Diponegoro, Kecamatan Kota.

Mereka membuka lapak sederhana di pinggir jalan dengan aneka hiasan khas kemerdekaan yang mencolok warna.

Baca juga: Pemkab Sumenep Akui Belum Punya Dana Bina Koperasi Merah Putih

Perlengkapan yang dijual bervariasi, mulai dari bendera ukuran kecil untuk kendaraan, bendera standar untuk rumah, umbul-umbul panjang, hingga background pagar dan gantungan plastik berbentuk daun atau bunga berwarna merah putih.

Rika, salah satu pedagang mengatakan, ukuran bendera yang paling banyak dicari pembeli adalah 60 x 90 sentimeter dan 100 x 150 sentimeter.

Baca juga: Ukuran Bendera Merah Putih buat di Rumah, Sekolah, Kantor dan Lapangan

"Bendera kecil dijual mulai Rp 15.000, sedangkan ukuran sedang hingga besar bisa mencapai Rp 150.000 per lembar, tergantung bahan kain," kata Rika kepada Kompas.com, Jumat (1/8/2025).

Rika menambahkan, model umbul-umbul yang dijual pun beragam, dari bentuk segitiga biasa hingga model panjang berjumbai-jumbai dengan motif "Dirgahayu RI" dan angka tahun kemerdekaan.

Salah seorang penjual yang lain, Dadan mengungkapkan, tahun ini penjualan bendera terasa lebih cepat dibanding tahun sebelumnya.

"Biasanya pembeli mulai datang awal Agustus, tapi sekarang akhir Juli sudah ada yang beli," ujarnya.

Menurutnya, bendera ukuran sedang paling banyak dicari pembeli karena sesuai dengan kewajiban memasang bendera di depan rumah selama bulan kemerdekaan.

"Kalau ukuran sedang, harganya terjangkau dan mudah dipasang di tiang bambu atau pagar rumah," jelasnya.

Dadan mengaku sudah 5 tahun berjualan bendera setiap bulan Agustus. Aktivitas ini menjadi penghasilan tambahan penting bagi keluarganya.

"Cuma sebulan, tapi hasilnya ada lah. Bisa untuk kebutuhan anak sekolah," katanya.

Meski begitu, cuaca panas akhir-akhir ini membuat pembeli cenderung datang sore hingga malam hari. Siang hari justru terasa sepi.

"Kalau siang, jarang ada yang mampir. Biasanya ramai itu habis ashar sampai jam delapan malam," ucap Rika.

Fenomena pedagang musiman ini tidak hanya menggambarkan sisi ekonomi, akan tapi juga menunjukkan antusiasme warga dalam menyambut kemerdekaan.

Meningkatnya permintaan bendera disebut sebagai tanda semangat nasionalisme masyarakat tetap hidup.

"Senang lihat orang-orang pasang bendera lebih awal. Artinya mereka masih semangat merayakan kemerdekaan," tutur Dadan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau