MALANG, KOMPAS.com - Istilah "Sound Horeg" yang belakangan ini menjadi perbincangan hangat di masyarakat, kini resmi berganti nama.
Sejumlah pengusaha sound horeg memutuskan untuk mengubah istilah tersebut menjadi "Sound Karnaval Indonesia" untuk menghindari kesalahpahaman yang muncul di tengah masyarakat.
Perubahan nama ini dideklarasikan pada acara ulang tahun keenam Team Sotok, komunitas pengusaha sound horeg, yang berlangsung di Lapangan Desa Gedog Kulon, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Selasa (29/7/2025).
Baca juga: Wawalkot Batu Dukung Pembatasan Sound Horeg: Tidak Bisa Langsung Dilarang
Ketua Paguyuban Sound Malang Bersatu sekaligus pengusaha sound system Blizzard, David Stevan, menjelaskan bahwa keputusan ini diambil untuk meredakan stigma negatif yang melekat pada istilah "Sound Horeg".
David menambahkan bahwa istilah "Sound Horeg" sebenarnya tidak pernah diberikan oleh mereka sebagai pengusaha.
Sebaliknya, nama tersebut muncul secara alami di masyarakat, yang merujuk pada suara dari sound yang dapat membuat benda di sekitarnya bergetar.
"Nama sound horeg itu sendiri bukan kita yang memberi nama, tapi masyarakat sendiri yang memberikan julukan," jelasnya.
Baca juga: Soal Sound Horeg, Emil Dardak: Masyarakat Butuh Hiburan, tapi Harus Sesuai Aturan
Dengan pergantian nama ini, David berharap dapat meredakan kegaduhan yang terjadi di masyarakat.
Ia menyadari bahwa istilah "Sound Horeg" kini sudah berkonotasi negatif.
"Harapan kami ke depannya tidak lagi ada kegaduhan terkait sound ini. Kita juga akan selalu patuh terhadap peraturan pemerintah," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang