PASURUAN, KOMPAS.com - Mengelola Yayasan Anak Yatim Piatu bukan hal yang mudah. Butuh ketabahan, ulet dan pengawasan waktu yang tidak terbatas.
Terlecut masa lalu, Mahmud Balchin (64) yang sejak kecil yatim piatu, ia bertekad mendirikan sebuah Yayasan Assa'diyah, di Desa Wonojati, Kecamatan Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Dia menginginkan untuk mengantarkan anak-anak yatim untuk mendapatkan hak yang sama meraih masa depan tanpa ragu dan berkarakter kuat.
"Berawal abah saya yang ditinggal orang tuanyq sejak kecil, beliau bertekad untuk mendirikan yayasan yatim piatu. Nah sejak tahun 1999 yang lalu, abah merintis yayasan ini," tutur Luluk Mahmudah, anak dari Mahmud Balchin, Selasa (29/07/2025).
Luluk yang saat ini juga menjadi pengurus yayasan Assa'diyah mengungkapkan tertarik membantu abahnya karena ingin mendorong pemenuhan hak yang sama, hak pendidikan dasar dan kasih sayang.
"Seperti diketahui, dalam UUD 1945 diantara hak dasar bagi warga negara adalah terpenuhinya hak dasar untuk mengikuti pendidikan dasar. Semoga anak-anak kami dapat percaya diri dan mampu berdaya saing dengan anak yang lengkap dengan orang tuanya," tegasnya.
Saat ini, Yayasan Assa'diyah mengurus 32 anak yatim piatu yang terdiri 14 laki-laki dan 18 perempuan.
Usia pendidikan pun bervariasi, mulai dari Madrasah Ibtida'iyah (MI) atau Sekolah Dasar (SD), MTs (Madrasah Tsanawiyah) atau SMP hingga SMA.
"Sebelum ada wabah Covid-19, kami merawat 62 anak. Setelah itu, hanya ada 4 anak yang masih tinggal karena tidak ada keluarganya. Nah setelah Covid-19, jumlah anak-anak yang kami rawat semakin bertambah," katanya.
Baca juga: Jalan Sunyi Yan, Honorer yang Merawat Harapan Yatim Piatu dan Duafa di Purworejo
Dia menegaskan kebutuhan sehari-hari operasional, mulai dari makan, minum dan tanggungan bulanan, pengurus tidak pernah meminta-minta.
Karena kebutuhan tersebut sudah terpenuhi. Hanya saja yang perlu perhatian kebutuhan pendidikan.
"Selama ini kami tidak pernah merasakan paceklik kekurangan makan. Karena kebutuhan itu sudah tercukupi dari sejumlah dermawan atau donatur. Terapi uang jajan sekolah kami belum dapat memberikan maksimal," katanya.
Untuk mencukupi uang jajan, para pengurus terkadang harus menyisihkan uang pribadi.
Meskipun tidak banyak, uang jajan sekolah bagi anak-anak yatim sangat berarti saat masuk sekolah
"Uang jajan biasanya mengandalkan dari acara-acara isendetil keagamaan. Kalau ada ya dibagi, kadang 2 ribu rupiah, anak sudah bahagia selalu," terangnya.
Baca juga: Pelita di Gedung Hijau, Panti Asuhan Muslimat NU Merawat Harapan Yatim Piatu