Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Anak Yatim Piatu Punya Hak yang Sama untuk Raih Masa Depan"

Kompas.com, 29 Juli 2025, 15:19 WIB
Moh. Anas,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

PASURUAN, KOMPAS.com - Mengelola Yayasan Anak Yatim Piatu bukan hal yang mudah. Butuh ketabahan, ulet dan pengawasan waktu yang tidak terbatas.

Terlecut masa lalu, Mahmud Balchin (64) yang sejak kecil yatim piatu, ia bertekad mendirikan sebuah Yayasan Assa'diyah, di Desa Wonojati, Kecamatan Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Dia menginginkan untuk mengantarkan anak-anak yatim untuk mendapatkan hak yang sama meraih masa depan tanpa ragu dan berkarakter kuat.

"Berawal abah saya yang ditinggal orang tuanyq sejak kecil, beliau bertekad untuk mendirikan yayasan yatim piatu. Nah sejak tahun 1999 yang lalu, abah merintis yayasan ini," tutur Luluk Mahmudah, anak dari Mahmud Balchin, Selasa (29/07/2025).

Baca juga: Pendapatan Acara Bakal Disumbangkan ke Anak Yatim, Komunitas Sound Horeg Malang: Kita Juga Bisa Berdampak Positif

Luluk yang saat ini juga menjadi pengurus yayasan Assa'diyah mengungkapkan tertarik membantu abahnya karena ingin mendorong pemenuhan hak yang sama, hak pendidikan dasar dan kasih sayang.

"Seperti diketahui, dalam UUD 1945 diantara hak dasar bagi warga negara adalah terpenuhinya hak dasar untuk mengikuti pendidikan dasar. Semoga anak-anak kami dapat percaya diri dan mampu berdaya saing dengan anak yang lengkap dengan orang tuanya," tegasnya.

Saat ini, Yayasan Assa'diyah mengurus 32 anak yatim piatu yang terdiri 14 laki-laki dan 18 perempuan.

Usia pendidikan pun bervariasi, mulai dari Madrasah Ibtida'iyah (MI) atau Sekolah Dasar (SD), MTs (Madrasah Tsanawiyah) atau SMP hingga SMA.

"Sebelum ada wabah Covid-19, kami merawat 62 anak. Setelah itu, hanya ada 4 anak yang masih tinggal karena tidak ada keluarganya. Nah setelah Covid-19, jumlah anak-anak yang kami rawat semakin bertambah," katanya.

Baca juga: Jalan Sunyi Yan, Honorer yang Merawat Harapan Yatim Piatu dan Duafa di Purworejo

Dia menegaskan kebutuhan sehari-hari operasional, mulai dari makan, minum dan tanggungan bulanan, pengurus tidak pernah meminta-minta.

Karena kebutuhan tersebut sudah terpenuhi. Hanya saja yang perlu perhatian kebutuhan pendidikan.

"Selama ini kami tidak pernah merasakan paceklik kekurangan makan. Karena kebutuhan itu sudah tercukupi dari sejumlah dermawan atau donatur. Terapi uang jajan sekolah kami belum dapat memberikan maksimal," katanya.

Untuk mencukupi uang jajan, para pengurus terkadang harus menyisihkan uang pribadi.

Meskipun tidak banyak, uang jajan sekolah bagi anak-anak yatim sangat berarti saat masuk sekolah

"Uang jajan biasanya mengandalkan dari acara-acara isendetil keagamaan. Kalau ada ya dibagi, kadang 2 ribu rupiah, anak sudah bahagia selalu," terangnya.

Baca juga: Pelita di Gedung Hijau, Panti Asuhan Muslimat NU Merawat Harapan Yatim Piatu

Halaman:


Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau