Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tabrak Lari hingga Korban Tewas di Suramadu, Pengemudi Pikap Ditangkap Polisi

Kompas.com, 21 Juli 2025, 20:17 WIB
Yulian Isna Sri Astuti,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BANGKALAN, KOMPAS.com - Aksi tabrak lari yang terjadi di Suramadu pada Minggu (13/7/2025) didalami polisi.

Seorang pemuda asal Surabaya ditangkap setelah terbukti menabrak pengendara sepeda di jalur mobil jembatan Suramadu.

Kapolres Bangkalan, AKBP Hendro Sukmono mengatakan, pelaku tabrak lari yakni AR (25), warga asal Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya.

Kejadian tabrak lari itu bermula saat pelaku sedang mengemudikan pikap dengan pelat L 8392 NC. Pada polisi, pelaku mengaku mengantuk saat tiba di Suramadu.

"Jadi pelaku ini baru selesai mengirim material bangunan ke Kabupaten Sampang, lalu hendak kembali ke Surabaya," ujarnya, Senin (21/7/2025).

Baca juga: Viral Video Pemotor Berseragam TNI Gunakan Jalur Mobil di Suramadu, Ini Kata Polisi

Setibanya di Suramadu, pelaku mengemudi dalam kondisi mengantuk.

Pelaku mengaku mengalami microsleep dan tidak sengaja menabrak Taufik Hidayat (57), warga asal Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan yang sedang bersepeda di Jembatan Suramadu menggunakan jalur mobil.

"Pelaku mengalami microsleep dan setelah menabrak pelaku kabur karena panik," katanya. 

Polisi lalu melakukan pengecekan kamera pengawas di sepanjang jembatan tersebut untuk mengungkap pelat mobil pelaku.

Setelah berhasil ditelusuri, polisi mendatangi rumah pelaku dan menangkapnya.

"Kami amankan pelaku di rumahnya di Gubeng, Surabaya," ujarnya. 

Tak hanya itu, polisi mengamankan barang bukti pikap berwarna putih yang sebelumnya dikemudikan pelaku.

Baca juga: Tabrak Lari di Suramadu, Pesepeda Tewas Usai Diserempet Mobil Pikap

Saat diamankan, pikap masih ada di bengkel untuk dilakukan perbaikan karena penyok usai menabrak korban itu.

"Pelaku dan barang bukti lalu kami amankan dan bawa ke Mapolres Bangkalan," katanya. 

Ia juga mengimbau, jika terjadi kejadian serupa, pengemudi motor diminta tidak kabur. Namun, segera menghentikan kendaraan dan memberikan pertolongan pada korban.

"Lalu silahkan lapor ke polisi dan juga memberikan keterangan terkait kejadian tersebut, jangan malah kabur," katanya. 

Sebelumnya, korban ditabrak oleh pikap putih saat sedang gowes di Jembatan Suramadu. Rencananya, korban akan melakukan gowes bersama kelompok pesepeda di Surabaya.

Akibat kejadian tabrakan tersebut, korban mengalami luka parah di bagian kepala. Bahkan, korban meninggal dunia di tempat.

Sepeda gunung yang digunakan korban juga rusak parah hingga ban belakang dan setir mengalami bengkok.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau