Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Informasi Beras Premium Oplosan, Pembeli Beras di Madiun Jadi Sepi

Kompas.com, 17 Juli 2025, 20:43 WIB
Muhlis Al Alawi,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Pedagang sembako di Pasar Besar Kota Madiun, Jawa Timur, mengeluhkan sepinya pembelian beras premium dalam sepekan terakhir. Sepinya pembelian beras lantaran maraknya informasi beras premium oplosan di pasaran.

Chesya Jasmin, salah satu pedagang sembako mengaku penjualan beras premium di kiosnya anjlok dalam sepekan. Bahkan, sepekan terakhir tidak ada konsumen yang membeli beras setelah beredar informasi adanya beras premium oplosan.

“Sudah seminggu ini sepi pembeli (beras premium). Biasanya meski sedikit masih ada yang membeli beras premium. Biasanya saya bisa menjual lima sak per hari, sekarang tidak ada yang beli. Untung stok tidak banyak," kata Jasmin, Kamis (17/7/2025).

Baca juga: Pedagang dan Warga Jambi Khawatir Beras Oplosan: Kami Enggak Paham, Harusnya Pemerintah Awasi

Jasmin mengatakan, bila beras premium tak laku, maka tidak bisa dikembalikan ke supplier. Kondisi itu tentunya merugikan penjual beras premium di pasaran.

“Soalnya kalau tidak laku tidak bisa kembali ke supplier,” ujar Jasmin.

Baca juga: Soal Beras Oplosan, Wagub Jateng: Kita Capek-capek Bangun Kepercayaan, Ini Tak Bisa Dibiarkan...

Sementara itu, tim Satgas Pangan yang terdiri dari Dinas Perdagangan Kota Madiun, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) serta Polres Madiun Kota memantau keberadaan beras premium di pasar tradisional di Kota Madiun.

Jasmin berharap pengecekan tim satgas pangan dapat memastikan beras premium yang beredar di pasaran tidak termasuk beras oplosan.

“Kami berharap pemantauan tim bisa menyakinkan masyarakat kalau beras premium yang di pasar ini benar-benar beras premium,” jelas Jasmin.

Jasmin menambahkan, sebelum marak informasi beras premium oplosan, dirinya bisa menjual tiga hingga lima sak. Namun, saat ini belum ada satu pun yang membeli beras premium di kiosnya.

Kepala Bidang Usaha Perdagangan Disperdag Kota Madiun, Siti Nurjanah yang dikonfirmasi terpisah menyatakan, tim Satgas Pangan memantau merek-merek beras premium yang masuk daftar diduga oplosan. Namun, setelah dilakukan pengecekan, kualitas beras premium sesuai dengan ketentuan.

“Tadi kami sudah membuka kemasan dan melakukan pengecekan langsung terhadap kualitas berasnya. Hasilnya, beras premium yang kami cek sesuai dengan ketentuan,” kata Siti.

Siti mengungkapkan, pemantaun beras premium dilakukan di sejumlah pasar tradisional di Kota Madiun seperti Pasar Besar Madiun, Pasar Sleko hingga Pasar Srijaya, untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat. Untuk itu, pengecekan di sejumlah pasar tradisional untuk memastikan beras premium sesuai dengan ketentuan.

“Hasil pengecekan mutu, aroma, kadar patah butir, hingga label dan asal usul sesuai standar nasional (SNI),” demikian Siti.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau