SURABAYA, KOMPAS.com - Usia lansia merupakan masa di mana kesehatan fisik tubuh menjadi lebih rentan, sehingga lebih mudah terserang berbagai penyakit.
Salah satu penyakit yang sering dianggap sepele namun dapat berakibat fatal adalah sarkopenia.
Sarkopenia, yang sering disebut sebagai “penyakit orangtua”, adalah kondisi medis yang ditandai dengan penurunan massa otot rangka, kekuatan otot, dan/atau fungsi fisik, yang biasanya terjadi seiring bertambahnya usia.
Baca juga: Peserta PBI JK dengan Penyakit Kronis Dapat Prioritas Reaktivasi, Ini Ketentuannya
Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga, dr Andhika Respati, SpKO, menekankan pentingnya mewaspadai penurunan fungsi otot ini karena dapat berkaitan dengan masalah kesehatan yang lebih serius, bahkan risiko kematian.
“Lebih jauh, terdapat kondisi yang disebut sarcopenia, yaitu kondisi yang ditandai dengan penurunan massa, kekuatan, dan fungsi otot. Meskipun secara umum berkaitan dengan penuaan, faktor risiko seperti gaya hidup tidak aktif, malanutrisi, serta penyakit kronis dapat mempercepat terjadinya sarkopenia,” jelas Andhika pada Sabtu (5/7/2025).
Kondisi sarkopenia dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk keterbatasan mobilitas, peningkatan risiko jatuh, serta rawat inap di rumah sakit.
Baca juga: 21.992 Peserta Jaminan Kesehatan di Situbondo Dinonaktifkan, BPJS: Bisa Aktif Kembali dengan Syarat
Penurunan massa otot juga dapat meningkatkan risiko penyakit kronis dan kematian dini.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tentang Angka Kecukupan Gizi untuk orang Indonesia pada tahun 2019, kebutuhan protein harian bagi orang dewasa berusia 19-64 tahun adalah 65 gram untuk laki-laki dan 60 gram untuk perempuan.
Sementara itu, untuk usia 65 tahun ke atas, kebutuhan protein harian adalah 64 gram untuk laki-laki dan 58 gram untuk perempuan.
“Manusia membutuhkan otot untuk menjaga postur tubuh, mendukung pergerakan anggota tubuh, menjaga agar tubuh tetap kuat, serta berperan penting dalam mendukung aktivitas sehari-hari. Namun sayangnya, saat menginjak usia 30 tahun, manusia mulai kehilangan sekitar 3 sampai 8 persen massa otot setiap dekadenya,” ungkap Andhika.
Ia menambahkan bahwa laju pengurangan massa otot semakin tinggi seiring bertambahnya usia.
Risiko sarkopenia akan meningkat apabila asupan nutrisi tidak mencukupi dan massa otot tidak dilatih.
Oleh karena itu, latihan otot melalui olahraga dan konsumsi protein yang cukup sangat penting untuk menjaga massa dan kekuatan otot.
“Jadi, jangan hanya kardio atau jalan kaki mengumpulkan langkah saja, namun kombinasikan dengan latihan beban 2-3 kali seminggu,” sarannya.
Andhika juga memberikan beberapa tips untuk menjaga kesehatan otot agar terhindar dari sarkopenia, antara lain dengan rutin berolahraga dan mengadopsi pola makan sehat.