Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendaftaran Siswa Baru SD di Madiun Sepi Peminat, Baru Terisi 34 Persen

Kompas.com, 17 Juni 2025, 11:42 WIB
Muhlis Al Alawi,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Pendaftaran siswa baru untuk tingkat sekolah dasar (SD) di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, hingga menjelang penutupan menunjukkan angka yang mengecewakan.

Dari total kuota 12.012 siswa, hanya 4.108 yang mendaftar, atau sekitar 34 persen.

Hal ini menyisakan 7.904 kursi yang masih kosong.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun, Siti Zubaidah, dalam konfirmasinya pada Selasa (17/6/2025), tetap optimistis pagu pendaftaran jenjang SD akan terpenuhi meskipun waktu pendaftaran sistem penerimaan murid baru (SPMB) hampir berakhir.

Baca juga: Ada Penyimpangan Penerimaan Siswa Baru, Disdikbud Sumbawa: Jangan Ragu Laporkan

Zubaidah menjelaskan, pemenuhan kuota masih bisa dilakukan melalui jalur mutasi dan domisili.

“Kami masih menunggu progres SPMB 2025 ini sampai akhir. Kami harus optimistis tercapai."

"Apalagi ini tanggung jawab kami untuk memastikan tidak ada anak usia sekolah yang tidak bersekolah. Semuanya wajib sekolah 12 tahun,” ungkap Zubaidah.

Hingga Senin (17/6/2025), Zubaidah mengungkapkan bahwa jumlah pendaftar untuk SPMB, baik di jenjang SD maupun SMP, masih jauh dari total pagu yang ditetapkan.

Untuk jenjang SD, dari 12.012 siswa yang dibutuhkan, baru 4.108 siswa yang mendaftar, sehingga masih ada kekurangan 7.904 siswa.

Sementara itu, untuk pendaftaran jenjang SMP, dari pagu 6.656 siswa, baru 4.856 siswa yang mendaftar, menyisakan kekurangan 1.800 siswa.

Baca juga: 10 SD di Gunungkidul Tidak Dapat Siswa Baru, Ini Kata Dinas Pendidikan

Zubaidah juga mencatat bahwa ada beberapa sekolah yang jumlah pendaftarnya sudah melebihi kuota.

Namun, bagi sekolah-sekolah tersebut, proses verifikasi dan validasi masih dilakukan untuk memastikan bahwa siswa yang diterima memenuhi semua persyaratan.

Sementara itu, di SDN Wayut 1 yang terletak di Desa Wayut, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, situasi semakin memprihatinkan.

Hingga saat ini, belum ada satu pun siswa yang mendaftar, meskipun pendaftaran melalui jalur afirmasi dan mutasi telah selesai.

Jalur domisili masih dibuka selama tiga hari ke depan.

Kepala SDN Wayut 1, Sri Hartatik, mengonfirmasi bahwa penerimaan murid baru untuk tahun ajaran 2025/2026 di sekolahnya sangat sepi.

Baca juga: Zonasi Jadi Domisili, Apa yang Berubah dalam Penerimaan Siswa Baru 2025?

“Sampai sekarang belum ada pendaftar,” kata Hartatik saat dihubungi pada Senin (16/6/2025).

Ia menambahkan bahwa pihak sekolah telah melakukan berbagai upaya untuk menarik calon murid agar mendaftar di sekolahnya, termasuk pendekatan langsung kepada calon siswa yang sudah cukup umur.

Namun, hingga saat ini belum membuahkan hasil.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau