Editor
SURABAYA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa Pemprov Jawa Timur terus mematangkan pembangunan sarana transportasi terintegrasi di wilayah Gerbangkertasusila.
Terutama untuk penghubung di Surabaya Raya, dikatakannya sarana transportasi massal di Kota Surabaya kini tengah menjadi prioritas untuk direalisasikan dalam waktu dekat.
Ia menyebutkan, pihaknya sudah membahas rencana realisasi transportasi massal untuk menghubungkan antar kawasan di Kota Surabaya dengan Duta Besar Inggris di Indonesia yaitu Dominic Jermey.
Ia bahkan sudah merekomendasikan agar moda transportasi yang digunakan nantinya adalah LRT.
“Insya Allah bulan depan mudah-mudahan hasil feasibility study (FS) dari pemerintah Inggris sudah bisa diluncurkan,” tegas Khofifah, Senin (2/6/2025).
Baca juga: Polisi Tetapkan 2 Tersangka Kasus Penyekapan Surabaya
“Dan kalau opsinya adalah trem ataukah MRT, maka saya sampaikan lebih baik menggunakan LRT saja,” tegasnya.
Lebih lanjut, dalam pertemuan dengan Duta Besar Inggris pekan lalu, Khofifah menegaskan bahwa yang dibahas adalah gambaran studi kelayajan transportasi perkotaan berbasis rel di Surabaya hasil kajian dari PwC dan Mott MacDonald yang dilakukan tahun 2024-2025.
Studi kelayakan ini merupakan hasil tindak lanjut dari pra-FS JICA dengan fokus survei terkini terkait transportasi public di wilatah metropolitan Surabaya untuk tiga koridor.
Untuk koridor barat ke tengah yaitu dari Unesar-Darmo, kemudian koridor utara ke tengah yaitu dari Pasar Turi-Wonokromo dan koridor pusat ke selatan yaitu dari Wonokromo-Juanda.
Dalam kajian tersebut diberikan opsi untuk koridor Unesa-Darmo menggunakan Trem dengan estimasi biaya Rp 8,1 trilliun.
Baca juga: Eri Cahyadi Ungkap Stunting Turun Drastis di Surabaya Jadi 1,6 Persen
Kemudian opsi untuk koriodr dari Darmo-Pasar Turi menggunakan trem dengan estimasi biaya Rp 12,76 trilliun.
Sedangkan dari Wonokromo-Juanda ditawarkan opsi menggunakan MRT dengan estimasi biaya Rp 20,96 trilliun.
Dari bahasan tersebut, LRT dikatakan Khofifah adalah moda transportasi massal yang paling memungkinkan.
Sebab jika MRT, berdasarkan kajian, biaya yang dibutuhkan terlampau mahal.
Sedangkan jika opsinya trem, kondisi dalam Kota Surabaya sudah cukup padat dan trem hanya bisa digunakan di dalam kota.