SURABAYA, KOMPAS.com - Wali kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan komitmennya membebaskan Kota Surabaya dari organisasi masyarakat (ormas) yang merugikan dan praktik premanisme.
Pernyataan ini disampaikan dalam pidato Resepsi Hari Jadi ke-732 Kota Surabaya (HJKS) yang berlangsung di Taman Surya, Balai Kota Surabaya, Sabtu (31/5/2025).
Eri mengajak orang tua lebih memperhatikan anak-anak mereka dengan cara mendekatkan diri, mengajak diskusi, dan memberikan kasih sayang.
"Apakah kita memiliki kasih sayang ketika kita melihat anak-anak kita pulang malam, tidak pernah mencari, tidak pernah berdiskusi, tidak pernah saling curhat dengan anak kita, jika anak kita masih membutuhkan komunitas yang lain?" ujarnya.
Baca juga: Anak Nakal Kembali Berulah Setelah Pulang dari Barak, Eri Cahyadi Pilih Asramakan Mereka
Wali kota juga menyoroti fenomena anak-anak yang masih berkeliaran hingga larut malam.
"Ketika ada anak-anak kita yang masih berkeliaran malam, maka jangan hanya salahkan mereka, tapi lihatlah diri kita sebagai orang tua," tegasnya.
Dalam pidatonya, Eri menyatakan komitmen untuk melawan setiap bentuk premanisme dan juru parkir liar.
"Jangan pernah mau kota ini disakiti oleh siapapun, jangan pernah kota ini dikuasai oleh siapapun, karena kota ini adalah milik kita bersama," imbuhnya.
Eri juga menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah, DPRD, ormas-ormas, dan seluruh masyarakat untuk memberantas segala bentuk kejahatan di Surabaya.
"Dibutuhkan juga kasih sayang orang tua, bagaimana seorang anak ketika pulang malam, orang tuanya bertanya, ‘Ke mana kamu kok belum pulang?’" sebutnya.
Wali kota menyinggung keberadaan Sekolah Kebangsaan di Lanudal Juanda yang didirikan pada 2022 untuk menangani anak-anak bermasalah.
Ia mengakui bahwa meskipun Sekolah Kebangsaan cukup membantu, masalah yang sama sering kali muncul kembali setelah anak-anak keluar dari sekolah tersebut.
Baca juga: Alasan Eri Cahyadi Ganti Program Barak Militer dengan Asrama
"Hal ini disebabkan oleh kurangnya asupan kasih sayang dari orang tua sehingga menjadikan anak-anak kehilangan motivasi," ungkapnya.
Eri mengajak seluruh warga Surabaya untuk memberikan kasih sayang sepenuhnya kepada anak-anak mereka.
"Tolong cari anak-anak dan putra-putri jenengan ketika tidak ada di rumah, tanyakan saja sehingga mereka akan merasa ada perlindungan dan kasih sayang dari orang tuanya," pungkasnya.
Pada akhir pidatonya, Eri berpesan agar masyarakat terus berjuang dengan tulus dan tidak takut melawan kelompok-kelompok yang hanya memikirkan kepentingan pribadi.
"Ayo kita bangun Surabaya dengan cinta kasih, dengan rasa saling memiliki, dengan rasa saling menolong, maka insyaallah Surabaya menjadi berkah," tutupnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang