Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Targetkan Surabaya Bebas Premanisme dan Jukir Liar, Eri Minta Orang Tua Lebih Perhatikan Anak

Kompas.com, 31 Mei 2025, 15:04 WIB
Azwa Safrina,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Wali kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan komitmennya membebaskan Kota Surabaya dari organisasi masyarakat (ormas) yang merugikan dan praktik premanisme.

Pernyataan ini disampaikan dalam pidato Resepsi Hari Jadi ke-732 Kota Surabaya (HJKS) yang berlangsung di Taman Surya, Balai Kota Surabaya, Sabtu (31/5/2025).

Eri mengajak orang tua lebih memperhatikan anak-anak mereka dengan cara mendekatkan diri, mengajak diskusi, dan memberikan kasih sayang.

"Apakah kita memiliki kasih sayang ketika kita melihat anak-anak kita pulang malam, tidak pernah mencari, tidak pernah berdiskusi, tidak pernah saling curhat dengan anak kita, jika anak kita masih membutuhkan komunitas yang lain?" ujarnya.

Baca juga: Anak Nakal Kembali Berulah Setelah Pulang dari Barak, Eri Cahyadi Pilih Asramakan Mereka

Wali kota juga menyoroti fenomena anak-anak yang masih berkeliaran hingga larut malam.

"Ketika ada anak-anak kita yang masih berkeliaran malam, maka jangan hanya salahkan mereka, tapi lihatlah diri kita sebagai orang tua," tegasnya.

Dalam pidatonya, Eri menyatakan komitmen untuk melawan setiap bentuk premanisme dan juru parkir liar.

"Jangan pernah mau kota ini disakiti oleh siapapun, jangan pernah kota ini dikuasai oleh siapapun, karena kota ini adalah milik kita bersama," imbuhnya.

Eri juga menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah, DPRD, ormas-ormas, dan seluruh masyarakat untuk memberantas segala bentuk kejahatan di Surabaya.

"Dibutuhkan juga kasih sayang orang tua, bagaimana seorang anak ketika pulang malam, orang tuanya bertanya, ‘Ke mana kamu kok belum pulang?’" sebutnya.

Wali kota menyinggung keberadaan Sekolah Kebangsaan di Lanudal Juanda yang didirikan pada 2022 untuk menangani anak-anak bermasalah.

Ia mengakui bahwa meskipun Sekolah Kebangsaan cukup membantu, masalah yang sama sering kali muncul kembali setelah anak-anak keluar dari sekolah tersebut.

Baca juga: Alasan Eri Cahyadi Ganti Program Barak Militer dengan Asrama

"Hal ini disebabkan oleh kurangnya asupan kasih sayang dari orang tua sehingga menjadikan anak-anak kehilangan motivasi," ungkapnya.

Eri mengajak seluruh warga Surabaya untuk memberikan kasih sayang sepenuhnya kepada anak-anak mereka.

"Tolong cari anak-anak dan putra-putri jenengan ketika tidak ada di rumah, tanyakan saja sehingga mereka akan merasa ada perlindungan dan kasih sayang dari orang tuanya," pungkasnya.

Pada akhir pidatonya, Eri berpesan agar masyarakat terus berjuang dengan tulus dan tidak takut melawan kelompok-kelompok yang hanya memikirkan kepentingan pribadi.

"Ayo kita bangun Surabaya dengan cinta kasih, dengan rasa saling memiliki, dengan rasa saling menolong, maka insyaallah Surabaya menjadi berkah," tutupnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau