SUMENEP, KOMPAS.com - Viral rekaman video seorang warga yang mengaku sebagai anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) menggebrak meja dan memicu kericuhan di salah satu sekolah di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Selasa (27/5/2025).
Rekaman video yang beredar luas di media sosial dan aplikasi pesan elektronik itu terjadi di ruang guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) Duko 1, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean sekitar pukul 08.30 WIB pada Senin, (26/5/2025) kemarin.
Dalam video, warga yang mengaku sebagai anggota LSM Bidik itu diketahui bernama Muhlis.
Dia mempertanyakan realisasi dana bantuan operasional sekolah (BOS) senilai belasan juta rupiah yang peruntukannya diduga tidak sesuai.
Baca juga: Tepergok Curi Kelapa, Pria di Lumajang Keluarkan Kartu LSM untuk Takuti Korban
Adu argumen antara Muhlis dan kepala sekolah sempat terjadi sebelum akhirnya Muhlis menggebrak meja dan memicu kericuhan.
Karena suasana semakin tidak terkendali, Muhlis diminta untuk keluar dari ruang guru. Namun dia menolak dan menantang untuk dipukul.
Berkali-kali Muhlis berusaha memegang tangan para guru dan memaksa untuk memukul dirinya.
"Ayo pukul saya, pukul, pukul," kata Muhlis dengan nada menantang.
Di tengah adu mulut, Muhlis berusaha didorong keluar dari ruang guru oleh sejumlah pihak sekolah.
Sejumlah siswa sempat melihat kejadian tersebut dan merasa ketakutan.
Kepala SDN Duko I, Moh. Yunus (55), membenarkan video kericuhan yang dipicu oleh sikap tidak terpuji anggota LSM di sekolahnya.
"Sampai anak-anak (siswa) menjerit-jerit karena kejadian kemarin," ujar Yunus.
"Dia orang lokal, seolah-olah sikapnya, sesuai yang di video, arogansinya," imbuh dia.
Menurutnya, sikap anggota LSM yang kurang terpuji sudah dua kali terjadi di SDN Duko I.
Hanya saja dengan orang yang berbeda dan saat itu mengaku sebagai wartawan.
"Pada saat kami tunduk pada mereka (LSM), teman-teman akan semakin dipermainkan. Itu pernyataan dari KKKS dulu pada kami," terang Yunus.
Baca juga: Ancam dan Peras Kades, Dua Oknum LSM di Probolinggo Dibekuk Polisi
Saat ditanya apakah semua anggota LSM bersikap kurang terpuji, Moh. Yunus menjawab tidak.
Menurutnya, ada sebagian anggota LSM yang datang dengan cara yang baik.
"Mereka (LSM) ada yang datangnya baik-baik, menawarkan barang, dan saat kami menolak karena tidak ada anggaran, mereka menerimanya dengan baik," ingat Yunus.
Pihak sekolah SDN Duko I telah melaporkan kejadian viral itu ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep melalui pengawas sekolah.
"Belum melapor ke polisi. Tapi kami masih memikirkan keberlangsungan murid, karena harus bolak balik untuk memenuhi panggilan polisi jika melaporkan itu, kasihan anak-anak," ujar dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang