Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Kecanduan Judol Meningkat, Emil Dardak: Ada yang S1, Bahkan Ada Konsultan Keuangan

Kompas.com, 22 Mei 2025, 15:30 WIB
Icha Rastika

Editor

SURABAYA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyampaikan bahwa jumlah pasien dengan keluhan kecanduan judi online (judol) di RS Jiwa Menur meningkat. 

Saat ini, ada 51 pasien dengan indikasi adiksi (kecanduan) judi online. Bahkan, di antaranya ada yang usia remaja 14 tahun dan usia 70 tahun.

“Jumlahnya meningkat karena di tahun 2024 hanya ada 68 pasien. Dan sekarang baru bulan Mei sudah ada 51 pasien,” kata Emil saat diwawancara di Grahadi, Rabu (21/5/2025).

Melihat fenomena ini, Emil menilainya sebagai kabar baik. Sebab, menurut dia, ada peningkatan kesadaran dari masyarakat dan keluarga untuk memberikan pertolongan kepada anggota keluarga yang memang mengalami kecanduan judi online.

“Karena kecanduan adalah kondisi psikologis yang harus ditangani oleh pakar. Nah layanan ini sudah diverifikasi oleh Kemenkes RSJ Menur kita memiliki kompetensi untuk menangani itu,” kata Emil.

Baca juga: Komdigi Blokir Website PeduliLindungi Usai Disusupi Konten Judi Online

Ia memastikan bahwa penanganan yang dilakukan di RSJ Menur dilakukan secara humanis dan bersifat solutif terhadap pasien yang mengalami adiksi.

Emil tak sepakat jika layanan RSJ menur ini dinilai sebagai upaya pemerintah membantu untuk mengatasi utang judi online. Menurut dia, yang dilakukan pemerintah yakni membantu menghilangkan adiksinya.

“Jadi, ada yang stres gara-gara kalah judi. Kami tekankan, beda antara kecanduan dengan stres kalah judi. Kalau orang stres kalah judi itu ada penanganannya namanya trauma healing. Tetapi yang saat ini kita bicarakan adalah kecanduan, kecanduan tuh ada yang enggak bisa lepas gitu. Judi online ya, nah inilah yang kemudian diatasi,” ucap Emil.

Tak hanya rentang usia yang menjadi perhatian dalam hal ini. Namun, kata Emil, pasien korban judi online yang dirawat di RSJ Menur ternyata juga berasal dari berbagai latar belakang profesi.

“Yang menarik itu, ada yang pendidikannya S1 bahkan ada yang merupakan konsultan keuangan, jadi mereka ini berbagai latar belakang. Artinya judi online ini tidak memandang latar belakang,” kata Emil.

Untuk judi online, ada susunan saraf pusat yang terpengaruh, ada sebuah dopamin yang kemudian muncul yang menyebabkan ketergantungan.

Menurut dia, ini berkaitan dengan susunan saraf pusat sehingga ditangani oleh psikiatrik.

“Jadi, psikolog sama psikiater beda. Psikiater ini bahkan bisa meresepkan obat untuk menangani kondisi-kondisi kejiwaan gitu. Jadi yang ditangani di RSJ Menur ini ada yang menginap dan ada yang rawat jalan ya, karena dia bisa merugikan diri sendiri atau bahkan orang-orang terdekatnya,” ucap Emil.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul "51 Pejudi Online Dirawat di RSJ Menur Surabaya, Emil: Sembuhkan Kecanduannya, Bukan Lunasi Utangnya."

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau