Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senior yang Lakukan Kekerasan ke Junior di SMA Taruna Nala Dinilai Layak Dikeluarkan

Kompas.com, 14 Mei 2025, 17:23 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Senior yang diduga melakukan tindakan kekerasan kepada juniornya di SMA Taruna Nala Malang disebut sudah dikeluarkan dari sekolah.

Sementara itu, pihak korban meminta agar keduanya menerima hukuman.

Ayah korban, Yohanes Bambang Latrianto Istirom mengatakan, SMA Taruna Nala Malang sudah memiliki aturan mengenai siswa yang melakukan kekerasan, selama berada di lingkungan sekolah.

"Sekolah sudah memberikan semacam pakta integritas, baik kepada anak maupun orangtuanya. Terjadi pemukulan langsung dikeluarkan," kata Yohanes, saat dikonfirmasi, Rabu (14/5/2025).

Baca juga: 7 Saksi Kekerasan di SMA Malang Tiba-tiba Cabut Keterangan, Polisi: Mereka Ada Kaitannya dengan Kasus

Dengan demikian, kedua pelaku yang masih berada di kelas XI ketika melakukan tindak kepada korban pada Minggu, (16/6/2024) itu langsung diminta untuk mengundurkan diri dari sekolah.

"Memang kedua orang pelaku (dugaan kekerasan) ini sudah dikeluarkan, dan itu sudah tercantum di dalam bahasa kami ini adalah perduptar atau peraturan kehidupan taruna," ujarnya.

"Itu perduptar sudah diperbarui, dan dalam pakta itu (pelaku) memang sudah melanggar, dan dalam poin yang sangat jelas. Makanya pelaku sudah layak untuk dikeluarkan," ujarnya. 

Lebih lanjut, kata Yohanes, kedua pelaku sudah mendapatkan surat peringatan (SP) dari pihak sekolah. 

"Pelaku pertama sudah dapat SP3 dengan konteks yang sama (kekerasan), sudah layak sekali Untuk dikeluarkan. Pelaku yang kedua sudah dapat SP2 tidak terlalu jelas (alasannya)," ucapnya.

Baca juga: Kronologi Siswa SMA Taruna Nala Malang Jadi Korban Kekerasan Seniornya

Diberitakan sebelumnya, Yohanes mengungkapkan, awalnya pelaku yang merupakan siswa kelas XI terpeleset lantai yang baru saja di pel, ketika berada di kamar anaknya.

"Mungkin waktu itu anak saya posisinya berdekatan dengan pelaku. Pelaku menduh anak saya menjegal kakinya dan langsung dipukul," kata Yohanes, saat dikonfirmasi, Rabu (14/5/2025).

Kemudian, pelaku meminta korban menemuinya di kamarnya, beberapa jam setelah terpeleset.

Namun, AT memutuskan untuk tidak mendatangi dan memilih meminta saran kakak asuhnya.

Akan tetapi, kata Yohanes, senior yang lainnya, secara tiba-tiba masuk ke kamar kakak asuh korban. Akhirnya, anaknya kembali mengalami kekerasan di sekolah tersebut.

"(Kekerasan pertama) anak saya hanya memar di bagian tubuhnya. Saat pemukulan yang kedua oleh rekanan (seangkatan) senior pelaku pertama, itu bagian mata anak saya robek," ujarnya.

Baca juga: Kasus Dugaan Penganiayaan di SMA Taruna Nala Malang Masuk Tahap Penyidikan

Lebih lanjut, Yohanes menerima kabar, kekerasan yang dialami anaknya tersebut dari wali murid lain di grup WhatsApp. Sebab, korban dalam kondisi sudah dilarikan ke rumah sakit.

Selanjutnya, Yohanes memutuskan untuk langsung menjemput anaknya. Lalu, dia melaporkan dugaan tindakan kekerasan itu ke Mapolresta Malang Kota, Senin (17/5/2025), keesokannya.

Diketahui, peristiwa dugaan kekerasan yang menimpa AT di sekolahnya tersebut, terdaftar dalam Laporan Nomor: LP/B/420/VI/2024/SPKT/POLRESTA MALANG KOTA/POLDA JAWA TIMUR.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau