Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arema Buka Opsi Tidak Lagi Bermain di Kanjuruhan Usai Insiden Pelemparan Bus Persik Kediri

Kompas.com, 12 Mei 2025, 17:12 WIB
Imron Hakiki,
Krisiandi

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Insiden pelemparan batu ke bus tim Persik Kediri yang mengakibatkan kaca pecah, terjadi setelah pertandingan Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Minggu (11/5/2025).

Kejadian ini memicu Arema FC untuk mempertimbangkan kembali penyelenggaraan pertandingan di stadion tersebut.

General Manager Arema FC, Yusrinal Fitriandi, menyatakan kekecewaannya terhadap beberapa pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pertandingan perdana tersebut, terutama terkait insiden pelemparan batu.

Baca juga: Manajer Arema FC Wiebie Dwi Andriyas Jadi Tersangka Kasus Rokok Ilegal

"Tiga tahun kami berusaha mempertahankan eksistensi klub. Bersungguh-sungguh untuk kembali ke rumah sendiri. Sementara itu banyak pihak tiada henti mencaci maki klub. Klub berusaha bertahan dan tabah menghadapi, meski di satu sisi klub juga mengalami masa sulit dengan keterbatasan dana, karena tidak ada pemasukan lantaran harus terusir. Rasanya hanya sisa tenaga, semangat dan niat tulus mempertahankan klub ini," ungkapnya dalam keterangan resmi.

Yusrinal juga menyayangkan sikap suporter yang seharusnya memberikan dukungan saat Arema FC kembali ke kandang, namun justru menuntut kesempurnaan yang berlebihan.

"Kami mengingatkan suporter itu pendukung. Tiga tahun mereka tidak dapat memberi dukungan ke Arema FC. Namun, ketika Arema FC pulang ke kandang, hasilnya seakan-akan kita tidak dihormati di sini," katanya.

Baca juga: Wiebie Terseret Kasus Rokok Ilegal, Arema FC: Fokus dan Semangat Tim Tetap Terjaga

Lebih lanjut, Yusrinal menegaskan bahwa manajemen Arema FC sering kali menjadi sasaran kritik atas berbagai permasalahan, termasuk insiden pelemparan bus tim tamu.

"Manajemen selalu jadi bahan cercaan, seolah pelaku utamanya pelemparan bus, entah itu oknum atau seseorang atau kelompok yang merasa bahwa perilakunya tidak salah. Sekali lagi kejadiannya terjadi di area zona 4, diluar kawasan stadion dan jauh dari kewenangan Panpel. Semestinya bisa diantisipasi,” tuturnya.

Yusrinal menyerukan agar semua pihak melakukan introspeksi diri dan berkomitmen untuk memperbaiki situasi.

Baca juga: Wiebie Terseret Kasus Rokok Ilegal, Arema FC: Fokus dan Semangat Tim Tetap Terjaga

"Semua harus berubah, manajemen sudah selalu jalankan semua arahan dan masukan. Berbagai forum komunikasi pun sudah kami lakukan antar stakeholder. Ayo berpakta integritas, jangan semuanya salah manajemen, introspeksilah," tegasnya.

Sebelumnya, bus yang membawa rombongan pemain Persik Kediri dilempari batu oleh oknum suporter saat keluar dari Stadion Kanjuruhan setelah laga Arema FC kontra Persik Kediri.

Akibatnya, kaca samping bus pecah dan berlubang.

Manajer Tim Persik Kediri, Moch Syahid, juga mengungkapkan kekecewaannya atas peristiwa tersebut, yang terjadi di tengah upaya perbaikan citra sepak bola nasional.

"Kami menyayangkan kejadian ini di saat industri sepak bola tengah berbenah," ujarnya.

Dua anggota rombongan, termasuk pelatih dan asisten pelatih, mengalami luka ringan akibat serpihan kaca.

Baca juga: Arema FC Minta Maaf atas Insiden Pelemparan Bus Persik di Kanjuruhan

"Ada dua orang yang terluka akibat kejadian ini. Yakni pelatih dan asisten pelatih. Luka ringan di bagian kepala," bebernya.

Syahid menjelaskan bahwa insiden pelemparan batu terjadi setelah bus keluar dari gerbang Stadion Kanjuruhan.

"Sebelum bus keluar dari area Stadion Kanjuruhan, situasinya cukup kondusif dan tertib. Namun, setelah keluar gerbang, semua rombongan kaget saat tiba-tiba ada beberapa lemparan batu mengenai jendela kaca bus dari sebelah kiri," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Surabaya
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Surabaya
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Surabaya
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Surabaya
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
Surabaya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau