LUMAJANG, KOMPAS.com - Sebanyak 27 calon jemaah haji (CJH) asal Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, diberangkatkan secara mendadak pada Kamis (8/5/2025).
Pemberangkatan ini seharusnya dijadwalkan pada Minggu (11/5/2025) dari Pendopo Arya Wiraraja.
Kondisi ini membuat para calon jemaah haji panik, bahkan salah satu di antaranya belum sepenuhnya siap karena pakaian yang akan dibawa masih berada di tempat laundry.
Ikhwan, salah satu keluarga calon jemaah haji, mengungkapkan bahwa enam anggotanya harus segera diberangkatkan.
"Tadi pagi dihubungi langsung panik, bajunya saja masih di laundry," ujarnya di Pendopo Arya Wiraraja.
Baca juga: Paniknya 27 Calon Jemaah Haji Asal Lumajang Tiba-tiba Diminta Berangkat Hari Ini
Karena terburu-buru, keluarga tersebut memutuskan untuk memberangkatkan enam jemaah haji lebih dahulu, sementara pakaian mereka akan diantar ke asrama haji di Surabaya.
"Baru tadi pagi dikabari berangkat, pakaiannya masih di laundry, ini masih diambil, kalau tidak nutut ya nanti diantar ke Surabaya, yang penting orangnya berangkat dulu," tambah Ikhwan.
Elok, salah satu calon jemaah haji asal Kecamatan Tekung, juga mengaku baru dihubungi petugas untuk bersiap berangkat pada pukul 09.00 WIB, meskipun pemberangkatan dari Pendopo Arya Wiraraja dijadwalkan pukul 14.00 WIB.
"Tadi saya dihubungi jam 9 pagi, dibilang kalau berangkat hari ini, jadi langsung siap-siap," katanya.
Beruntung, Elok sudah menyiapkan sebagian barang pentingnya yang sudah dimasukkan ke dalam koper sejak Senin (5/5/2025).
Baca juga: Penukaran Uang Riyal di Lumajang Diserbu Calon Jemaah Haji
"Sebagian besar sudah masuk koper, tinggal perintilan-perintilan saja tadi langsung saya kemas," tambahnya.
Kepala Kantor Kemenag Lumajang, Ahmad Faisol Saifulloh, menjelaskan bahwa pemberangkatan mendadak ini disebabkan oleh kebijakan baru dari Pemerintah Arab Saudi yang mengharuskan adanya syarat tambahan berupa syarikah bagi calon jemaah haji.
"Hasil rapat mendadak tadi pagi, bahwasannya sekarang ini selain tiket dan visa, calon jemaah haji ini perlu yang namanya syarikah dan itu keluarnya sesuai nama dan mendadak," ujarnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang