Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Serka Untung, Prajurit TNI yang Gugur Saat Truk Amunisi Meledak di Tol Gempol

Kompas.com, 6 Mei 2025, 20:54 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Serka Untung Avisilia gugur dalam insiden ledakan truk TNI yang membawa amunisi di Km 774+350A arah Malang ruas Tol Gempol-Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, pada Senin (5/5/2025) malam.

Jajaran TNI merasa kehilangan atas meninggalnya prajurit asal Nganjuk itu. Serka Untung dikenal sebagai prajurit yang berdedikasi tinggi di kesatuannya.

"Info yang saya dapat almarhum ini adalah prajurit yang luar biasa, loyalitasnya sangat tinggi, kinerjanya juga luar biasa. Kami sangat kehilangan, Angkatan Darat sangat kehilangan," kata Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) V/Brawijaya, Kolonel Kav Donan Wahyu Sejati di Makodam V/Brawijaya, Selasa (6/5/2025).

Baca juga: Duka Istri atas Sosok Serka Untung yang Gugur dalam Insiden Ledakan Truk Amunisi TNI

Wahyu mengatakan, Serka Untung bersama rekannya, Serma Leonardus Dhino Adi Setiawan, hendak menyelamatkan diri saat truk berisi amunisi itu meledak. Namun, Serka Untung justru jatuh ke jurang di sisi tol.

Serma Leonardus mengalami luka dalam insiden itu dan dievakuasi ke RS Bhayangkara Pusdik Sabhara.

"Ada personel yang mengamankan diri karena melihat letupan (truk) tersebut. Namun akhirnya anggota kami tersebut meninggal dunia," kata Wahyu.

Baca juga: Insiden Ledakan Truk TNI di Tol Gempol, Warga Diminta Lapor jika Menemukan Sisa Amunisi

Wahyu mengungkapkan, anggota tersebut tidak mengetahui adanya jurang di tempatnya mengamankan diri ketika terjadi ledakan. Kemudian, korban terjatuh hingga akhirnya meninggal dunia.

"Saat proses pengamanan tersebut, mengamankan diri, dua orang prajurit (korban) tersebut berlindung namun tidak tahu kalau tempat berlindungnya ternyata ada jurang," jelasnya.

Dari hasil penyelidikan sementara, truk yang meledak merupakan bagian dari rombongan 4 kendaraan yang melakukan perjalanan dari Dermaga Ujung Perak Surabaya menuju Yonif 509 BY/2 Kostrad Jember setelah selesai purnatugas dari Papua.

"Dari iringan 4 truk NPS, truk nomor 2 itu yang meledak. Truk itu akhirnya minggir ke bahu tol karena sopir yang di belakang melihat percikan api," kata Komandan 0819 Pasuruan, Letkol Arh Noor Iskak, Selasa (06/05/2025).

Serka Untung di mata keluarga

Di mata keluarga, Serka Untung dikenal sebagai sosok suami yang penuh kesabaran dan kelembutan.

Selama ini, Serka Untung dan istrinya, Ayu Natalia (31), tinggal di Dusun Balongrejo, Desa Balonggebang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

"Orangnya sangat sabar dan baik. Juga tak pernah marah kepada saya," ucap Ayu kepada wartawan dengan mata berkaca-kaca.

Menurut Ayu, suaminya sangat menyayangi keluarga. Bagi almarhum, kata Ayu, pengabdian kepada negara dan cinta kepada keluarga adalah prioritas utama dalam hidupnya.

"Suami saya adalah sosok yang bertanggung jawab," ujar Ayu dengan suara bergetar.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau