BANYUWANGI, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, masa pancaroba atau waktu peralihan antara musim penghujan dan musim kemarau terjadi sejak bulan April dan akan berlangsung hingga Agustus 2025.
Menghadapi musim pancaroba, masyarakat perlu mewaspadai penyakit yang rawan menyerang.
Menurut Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, ada tiga penyakit yang rawan menyerang.
“Demam berdarah dengue (DBD), infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), dan diare,” kata Plt. Kepala Dinkes Banyuwangi, Amir Hidayat, Rabu (30/4/2025).
Baca juga: Musim Pancaroba, Setiap Hari Damkar Madiun Evakuasi Tawon Vespa
Amir mengatakan, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran DBD.
Namun demikian, di Banyuwangi, saat ini DBD sedang mengalami tren penurunan sejak Januari 2025.
Terkait ISPA, Amir mengimbau masyarakat untuk mewaspadai penularan Covid-19 yang masih ada meski rendah.
Baca juga: Masuk Musim Pancaroba, Warga NTT Diminta Waspadai Karhutla
Biasanya, kasus penularan ISPA saat peralihan musim meningkat.
“ISPA relatif ada sedikit peningkatan di beberapa bulan terakhir. Tapi umumnya masyarakat mencari pengobatan sendiri, batuk pilek sudah berobat sendiri,” tuturnya.
Untuk penyebaran diare, Amir mewanti-wanti masyarakat untuk meningkatkan kebersihan.
“Trennya sudah mulai ada peningkatan, tapi tidak signifikan,” terang Amir.
Wilayah kekeringan dengan sarana air bersih yang kurang saat musim kemarau berisiko meningkatkan kontaminasi bakteri E.coli penyebab diare.
Namun demikian, Amir menggarisbawahi bahwa diare dapat terjadi karena banyak faktor. Selain higienitas dalam proses pemilihan dan pengolahan makanan, diare juga bisa terjadi karena intoleransi makanan.
“Diare bisa karena banyak faktor, 30-40 persen karena intoleransi makanan, karena kondisi tertentu,” tandasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang