SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, merespons terkait Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker), Immanuel Ebenezer, yang sidak ke gudang UD Sentosa Seal, terkait dugaan menahan ijazah karyawannya.
Eri mengatakan bersyukur karena Noel memperhatikan masalah antara mantan karyawan dengan perusahaan milik Jan Hwa Diana itu.
Hal itu bisa menjadi awalan untuk mengecek di wilayah lain.
"Dapat info beliau (Noel) datang ke Surabaya untuk melihat atau membantu, men-support untuk menyelesaikan permasalahan ini," kata Eri di Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Kamis (17/4/2025).
Baca juga: Eks Karyawan Diana Ungkap Gaji Dipotong Rp 10.000 jika Shalat Jumat, padahal Upah Per Hari Rp 80.000
"Dan (sidak) ini akan menjadi contoh, sebenarnya. Contoh apakah (perusahaan menahan ijazah) ini terjadi di Surabaya atau semuanya (wilayah)," tambahnya.
Selain itu, kata Eri, perkara yang dialami oleh pengusaha Jan Hwa Diana tersebut bisa menjadi pembelajaran agar perusahaan lainnya tidak menahan ijazah para karyawannya.
"Kalau ternyata ada yang salah, sistemnya ya harus diubah. Ada yang salah disengaja ya harus dihukum, begitu saja sebenarnya. Ini yang kita lakukan sebagai pemerintah kota," ujarnya.
Baca juga: Perusahaan Diana Denda Karyawan yang Shalat Jumat Lebih dari 20 Menit
"Makanya saya berharap ini menjadi pembelajaran kita semuanya. Surabaya tetap harus kita jaga. Ini ranah kota Surabaya yang terkenal dengan budaya areknya, budaya yang toleransi," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, Menteri yang akrab disapa Noel itu menyidak gudang Diana setelah ramai masalah dugaan menahan ijazah puluhan mantan karyawan Diana.
Melalui pantauan Kompas.com, Noel tiba di area gudang UD Sentosa Seal pukul 12.30 WIB ditemani Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) bersama Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji.
Menggunakan mobil Alphard hitam berplat nomor R1 24, Noel datang ke Surabaya dengan berseragam dinas lengkap.
Pada mulanya, Noel tidak dipersilakan masuk melalui pintu utama.
Hanya pintu samping yang dibuka, dan sejumlah orang pun masuk secara berdesakan. “Iki enggak dibukak maneh a? (Ini tidak dibuka lagi pintunya),” ujar Armuji.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang