SURABAYA, KOMPAS.com - Polisi tengah menyelidiki, terkait kasus penahanan ijazah yang diduga dilakukan oleh pengusaha UD Sentoso Seal, Jan Hwa Diana, kepada mantan karyawannya, Nila Handiani.
Diketahui, Nila telah melaporkan kasus itu, ke Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Dengan nomor Laporan Polisi Nomor/LP/B/234/IV/2025/POLRES PELABUHAN TANJUNG PERAK/POLDA JAWA TIMUR/.
"Iya (laporan korban terkait dugaan penahanan ijazah)," kata Kasi Humas Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Iptu Suroto, ketika dikonfirmasi, Rabu (16/4/2025).
Baca juga: Jika Jan Hwa Diana Terbukti Menahan Ijazah Karyawan, Hukuman Penjara Menantinya
Suroto mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan yang masuk ke SPKT tersebut. Selanjutnya, penyidik tengah mendalami perkara tersebut dengan meminta keterangan.
"Laporan sudah diterima selanjutnya akan segera ditindaklanjuti. (Proses) pelakukan penyelidikan dan memanggil para saksi," ujar dia.
Baca juga: Komisi D DPRD Surabaya Bakal Panggil Karyawan Perusahaan Jan Hwa Diana Soal Penahanan Ijazah
Baca juga: Eri Cahyadi: Korban Kantongi Bukti Kuat Penahanan Ijazah oleh Perusahaan
Diberitakan sebelumnya, Nila sendiri telah melaporkan, pemilik usaha UD Sentoso Seal perihal ijazahnya yang ditahan ketika keluar dari perusahaan, ke SPKT Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Senin (14/4/2025).
"(Pelaporan perihal) tahan ijazah, saya hanya meminta ijazah saya dikembalikan, itu saja," kata Nila, setelah menyelesaikan laporannya di Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Senin (14/4/2025).
Baca juga: Laporan Terhadap Armuji Dicabut, Jan Hwa Diana: Cak Ji Orang Baik
"(Yang dilaporkan) sudah sesuai yang ada di videonya (Wakil Wali Kota Surabaya) Bapak Armuji (Jan Hwa Diana), nggeh sampun (iya sudah), matur suwun (terima kasih)," tambahnya.
Diketahui, Nila terlebih dahulu mendatangi Polrestabes Surabaya untuk melaporkan, Jan Hwa Diana. Namun, polisi menyarankan agar laporan itu dilayangkan sesuai dengan lokasi tempat kerjanya.
"(Terkait pelaporan) sesuai suratnya, sudah ada laporan polisi nggeh (ya), sudah selesai (prosesnya). Sudah mau pulang dulu," ujarnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang