SUMENEP, KOMPAS.com - "Sangat sulit perempuan yang terjerat pinjol mau untuk bercerita, karena itu seperti aib baginya, Mas."
Itulah pernyataan Desy Wulandari, seorang ibu rumah tangga sekaligus ketua Bidadari Gowes Kebunan (BGK) di Desa Kebunan, Kecamatan Kota Sumenep, Jawa Timur, saat berbincang dengan Kompas.com pada Minggu (13/4/2025).
Desy memimpin komunitas gowes yang kini memiliki 19 anggota, mayoritas dari mereka adalah ibu rumah tangga di desa setempat.
Baca juga: Pria Ini Buat Laporan Palsu Pura-Pura Dibegal untuk Lunasi Pinjol
Meskipun kegiatan utama komunitas adalah bersepeda bersama, perbincangan seputar masalah keuangan dalam keluarga sering kali muncul di antara mereka.
"Memang tidak secara spesifik membicarakan pinjol, tapi namanya ibu rumah tangga, yang dibahas tetap seputar itu sebenarnya," imbuhnya.
Sebagai Kepala Urusan (Kaur) Umum Pemerintah Desa Kebunan, Desy menjelaskan bahwa ada banyak faktor yang membuat seorang perempuan, khususnya ibu rumah tangga, terjerat dalam pinjaman online (Pinjol).
Salah satu penyebab utamanya adalah kebutuhan dasar keluarga.
Komunitas Bidadari Gowes Kebunan (BKG) berkumpul dan sharing.Namun, ada juga yang terjebak pinjol demi memenuhi gengsi atas gaya hidup di lingkungan mereka.
"Biasanya, secara umum itu. Untuk keluarga dan gaya hidupnya," urai Desy.
Desy juga menambahkan bahwa terkadang ibu rumah tangga terpaksa menggunakan pinjol untuk memenuhi biaya pendidikan anak-anak mereka.
Ia mengingat sebuah kasus di mana seorang ibu tidak bisa mendapatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk anaknya.
Baca juga: 9 Polisi Peras Pengguna Narkoba, Paksa Ajukan Pinjol Rp 20 Juta untuk Uang Damai
Sebab, keluarganya tidak terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Dinas Sosial, meskipun secara ekonomi mereka termasuk dalam kategori menengah ke bawah.
Demi pendidikan anaknya, sang ibu rela menggunakan pinjol.
"Jadi kadang, ada ibu yang anaknya cerdas, tapi tidak punya biaya, tidak bisa dapat KIP. Ibunya diam-diam melakukan pinjol demi anak tetap bisa sekolah, itu ada," ungkapnya.
Menurut Desy, setiap perempuan yang terjerat pinjol sangat membutuhkan teman dan lingkungan baru yang sehat.