Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Anggota Banser Nyaris Dikeroyok Massa Usai Tendang Petasan di Situbondo

Kompas.com, 3 April 2025, 15:31 WIB
Ridho Abdullah Akbar,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

SITUBONDO, KOMPAS.com - Sebuah video yang viral di media sosial Instagram dan Facebook menunjukkan seorang anggota Banser yang menendang petasan di Jalan Raya Pantura Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur.

Peristiwa tersebut terjadi setelah shalat Idul Fitri pada 31 Maret 2025 dan berujung pada upaya pengeroyokan oleh sekelompok pemuda yang menyalakan petasan.

Ketua Pengurus Anak Cabang Banser Banyuputih Imam Taufiqurahman membenarkan insiden tersebut.

Baca juga: Balon Udara Bermuatan Petasan Meledak di Tulungagung, Rumah dan Mobil Rusak

"Benar itu kejadian kemarin, videonya viral kemana-mana, namun pihak kami (Banser) dan kelompok pemuda itu sudah damai," ungkap Imam pada Kamis (3/4/2025).

Kronologi

Imam menjelaskan, anggota Banser yang terlibat dalam insiden tersebut bernama Slamet (47) warga Desa Sumberojo.

Awalnya, sekelompok pemuda menyalakan petasan di dekat Masjid Nurul Muttaqin setelah rangkaian acara sholat Idul Fitri selesai.

Slamet lantas mengimbau agar petasan tidak dinyalakan di Jalan Raya Nasional karena dapat mengganggu lalu lintas. Bukan seperti narasi dalam media sosial yang menyebutkan bahwa dia melarang petasan dinyalakan.

Baca juga: Petasan 8 Kilogram Sisa Takbiran Meledak, 3 Orang Jadi Korban

"Jadi anggota Banser itu tidak melarang kelompok pemuda itu menyalakan petasan, namun kami sudah mengimbau untuk jangan menyalakan petasan di Jalan Raya Nasional karena banyak motor," tambahnya.

Dia juga menyebutkan bahwa anggota Banser tersebut bertindak untuk mengurai kemacetan akibat petasan yang dinyalakan.

"Menurut saya anggota kami tidak salah karena untuk mengurai kemacetan akibat para pemuda yang menyalakan petasan itu, pemotor yang hendak lewat cukup lama menunggu petasan untuk meledak. Ada dua petasan, namun yang meledak saat ditendang satu dan hampir mengenai pemotor yang lewat," jelas Imam.

Imam melanjutkan bahwa pada Rabu (2/4/2025) pukul 19.00 WIB, perwakilan dari kelompok pemuda, Agus Haryanto, warga Desa Sumberanyar, Kecamatan Banyuputih, telah berdamai dengan anggota Banser.

Baca juga: Remaja di Tulungagung Luka Bakar di Wajah akibat Ledakan Petasan

Dia berharap agar akun media sosial yang memviralkan video tersebut segera dihapus untuk mencegah konflik berkepanjangan. "Kondisi tersebut tidak baik untuk kondusivitas Situbondo dan nasional," harapnya.

Kasi Humas Polres Situbondo, AKP Sutrisno, juga mengkonfirmasi peristiwa tersebut.

"Benar kejadian kemarin setelah sholat Id di dekat Masjid Nurul Muttaqin, namun pihak Banser dan kelompok Pemuda Kampung Curah Temu kemarin sudah damai dan berjanji untuk tidak akan memperpanjang permasalahan," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau