Sementara itu, jurnalis Suara Surabaya, Wildan Pratama, mengaku mengalami intimidasi dari aparat kepolisian.
Hal tersebut dialaminya ketika meliput massa aksi yang diamankan di Gedung Grahadi.
"Saat itu saya masuk ke Grahadi setelah aparat kepolisian memukul mundur massa di Jalan Gubernur Suryo, hingga ke Jalan Pemuda, kemudian mengamankan sejumlah orang," ujar Wildan.
Kemudian, Wildan pun memutuskan untuk masuk ke halaman Gedung Grahadi.
Hal tersebut dilakukannya dengan tujuan mencari keberadaan massa aksi yang sudah ditangkap.
"Saya menemukan sejumlah orang sedang duduk berjejer, dari informasi yang saya dapat jumlahnya sekitar 25 orang. Massa aksi yang diamankan posisinya berada di deret belakang pos satpam Grahadi," ucapnya.
Selanjutnya, Wildan mengambil foto puluhan demonstran yang tengah duduk di sisi timur Gedung Grahadi tersebut.
Tak lama, dia langsung didatangi oleh seorang anggota polisi.
"Dia menjelaskan massa aksi yang diamankan masih diperiksa. Polisi itu meminta saya menghapus dokumen foto itu sampai ke folder dokumen sampah, sehingga dokumen foto saya soal massa aksi yang diamankan hilang," tuturnya.
Baca juga: Aksi Saling Dorong Mahasiswa dan Polisi Warnai Protes Pengesahan UU TNI di Blitar
Diberitakan sebelumnya, massa aksi dengan mengenakan kaus serba hitam terlihat mulai berdatangan dengan berjalan kaki di Gedung Grahadi, sekitar pukul 14.30 WIB.
Selanjutnya, demonstran langsung memarkirkan mobil komandonya tepat di depan Taman Apsari.
Adapun ribuan massa duduk melingkar dengan menghadap Gedung Grahadi.
Tak hanya itu, massa aksi membakar ban, sepatu, sampai banner bergambar sejumlah tokoh politik.
"Ini pesan kekecewaan rakyat terhadap kepemimpinan. Kalian memaksa kami untuk dimiskinkan," kata salah satu orator di lokasi aksi, Senin (24/3/2025).
Baca juga: Massa Aksi Tolak UU TNI Bubarkan Diri Usai Ditekan Polisi
Selain itu, demonstran membahas mengenai teror 'kepala babi' dan 'bangkai tikus terpenggal' yang dikirimkan ke Kantor Tempo beberapa waktu lalu dalam orasinya tersebut.
"Apa kalian ingin, teror yang sudah kalian kirimkan akan kami kembalikan. Kalian tidak akan bisa membungkam bara yang ada di dada kami, kembalikan TNI ke barak," ujarnya.
Aksi tersebut membuat akses Jalan Gubernur Suryo menuju ke Jalan Yos Sudarso ditutup.
Akhirnya, sejumlah kendaraan menumpuk dan dialihkan ke Jalan Taman Apsari.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang