MADIUN, KOMPAS.com – Yonny Purwandana (43), seorang mantan debt collector asal Jalang Jonggrang, Kelurahan Patihan, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Jawa Timur, kini beralih menjadi relawan dan tukang ojek online setelah dua dekade berkarier di dunia penagihan utang.
Keputusan ini diambilnya karena merasa tidak mendapatkan berkah dari pekerjaan sebelumnya, yang justru membawa banyak konflik dalam hidupnya.
Di base camp-nya, Yonny yang akrab disapa Pakde Ulo terlihat sibuk merawat belasan ular yang baru saja dievakuasi dari rumah warga.
Ia mengungkapkan rasa syukurnya atas kehidupannya yang kini lebih tenang dan bermanfaat bagi orang lain.
Baca juga: Evakuasi 300 Ular dari Permukiman Warga, Aksi Heroik Relawan Jaga Satwa Indonesia di Madiun
“Saya bekerja selama 20 tahun (debt collector) tidak menjadi apa-apa. Bahkan ada teman saya yang meninggal."
"Sekarang saya bekerja sebagai tukang ojek dan menjadi relawan. Saat ini hidup saya tenang karena lebih banyak bermanfaat bagi orang lain,” ujarnya.
Selama kariernya sebagai juru tagih hingga menjabat manajer di sebuah kantor leasing, Yonny menangani wilayah yang luas, termasuk Kalimantan, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Meskipun mendapatkan berbagai fasilitas dari perusahaan, ia merasa hasil kerja kerasnya tidak sebanding.
“Area penagihan saya cukup luas meliputi Kalimantan, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Banyak fasilitas yang saya dapatkan dari perusahaan."
"Tetapi selama bekerja puluhan tahun hasilnya tidak jadi apa-apa. Bahkan saya pernah disantet tiga kali tetapi bersyukur selamat,” ungkapnya.
Kini, dengan penghasilan pas-pasan sebagai tukang ojek online dan usaha sewa pinjam naik gunung, Yonny merasa kehidupannya lebih nyaman.
Baca juga: Mengapa Ular Kobra Makin Sering Masuk Rumah? Ini Penjelasannya
Ia bersyukur dapat mencukupi kebutuhan keluarganya.
Selain itu, Yonny juga aktif dalam komunitas penyelamatan satwa, Jaga Satwa Indonesia (JSI), yang didirikannya bersama pecinta hewan lainnya.
Ia prihatin dengan banyaknya satwa liar yang dibunuh akibat kurangnya pengetahuan masyarakat.
“Motivasi kami menyelamatkan satwa karena kami miris saja. Jangan sampai karena kurang edukasi nanti ada beberapa satwa yang punah."