SURABAYA, KOMPAS.com - Tim penyidik Kejaksaan Tinggi Jawa Timur (Kejati Jatim) menggeledah sejumlah lokasi untuk mencari barang bukti tambahan dalam kasus dugaan korupsi hibah peralatan untuk sekolah menengah kejuruan (SMK) swasta.
Dugaan korupsi tersebut senilai Rp 65 miliar yang terjadi di Dinas Pendidikan Provinsi Jatim pada tahun 2017.
Hingga saat ini, penyidik mengaku belum melakukan penggeledahan di dua kantor rekanan penyedia barang, yaitu PT DDR dan PT DSM.
Kepala Kejati Jatim, Mia Amiati, menyatakan bahwa laporan dari tim penyidik di lapangan menunjukkan bahwa mereka tidak menemukan alamat kantor kedua perusahaan tersebut.
Baca juga: Temukan Pungli, Polres Madiun Selidiki Dugaan Korupsi Hibah Sapi dari Kementan
"Penggeledahan di lima lokasi berjalan lancar, tapi tim di lapangan tidak menemukan alamat kantor dua rekanan dalam kasus ini," ujarnya.
Tim penyidik berencana untuk terus menyelidiki lokasi kantor pihak rekanan guna mencari barang bukti tambahan.
Sampai saat ini, setidaknya sudah empat lokasi yang digeledah oleh tim penyidik, termasuk kantor dinas pendidikan dan dua tempat tinggal yang berhubungan dengan perkara tersebut.
Pengadaan barang untuk 25 SMK tersebut dibagi dalam dua paket pekerjaan.
Paket pertama mencakup 12 SMK swasta dengan total nilai proyek lebih dari Rp 30,5 miliar, sedangkan paket kedua senilai lebih dari Rp 33 miliar untuk 13 SMK swasta.
PT DDR dan PT DSM adalah pemenang tender untuk kedua paket proyek tersebut.
Baca juga: Korupsi Hibah UMKM Gresik, Salah Satu Terdakwa Kembalikan Uang Negara Rp 860 Juta
"Hasil temuan menunjukkan bahwa barang yang dikirim tidak sesuai dengan kebutuhan jurusan di sekolah, serta terdapat indikasi kemahalan harga," ungkap Mia Amiati.
Penyidik juga menemukan adanya unsur perbuatan yang melawan hukum atau penyalahgunaan jabatan dan kewenangan.
Meskipun demikian, penyidik belum menetapkan tersangka dalam kasus ini karena masih melakukan pemeriksaan dan analisis terhadap barang bukti yang ada.
"Semoga dalam waktu dekat segera ditetapkan tersangka," tambahnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang