Editor
PONOROGO, KOMPAS.com - Mbok Yem, pemilik warung legendaris di Gunung Lawu yang turun gunung lebih awal tahun ini, menjalani perawatan di rumah sakit.
Pemilik warung tertinggi, di dekat puncak gunung Lawu itu dirawat di Rumah Sakit Umum Aisyiyah (RSUA) Ponorogo.
Wakiyem, nama lengkap Mbok Yem diantar anak dan cucunya ke rumah sakit yang berlokasi di Jalan dr Sutomo, Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, Jatim itu.
“Masuk mulai selasa, diantar anaknya yang nomor 2 dan cucunya,” ungkap Humas RSU Aisyiyah Ponorogo, Muh Arbain, Jumat (7/3/2025).
Baca juga: Kondisi Membaik, Legenda Gunung Lawu Mbok Yem Mulai Bisa Bercanda Lagi
Dari hasil pemeriksaan medis tim dokter RSU Aisyiyah, Mbok Yem yang disebut mengalami pneumonia.
"Hasil pemeriksaan ada pneumonia, ada bengkak," kata Arbain.
Setelah beberapa hari dirawat, kata dia, kondisi Mbok Yem sudah membaik. Menurut Bain, nenek berusia 82 tahun itu sudah mau makan.
“Awalnya, saat hari pertama dirawat kondisinya lemah dan tidak mau makan karena sesak napas,” kata Bain.
Menurutnya, saat ini kondisinya membaik dari kondisi awal. Namun, hingga saat ini, Mbok Yem masih dipasangi selang oksigen.
“Membaik di sini dibandingkan sebelumnya kondisinya lebih baik. Sudah bisa diajak komunikasi, tetapi tidak bisa cepat-cepat ngomongnya, kan kalau ngomong cepat sesak,” ujar dia.
Baca juga: Kondisi Membaik, Legenda Gunung Lawu Mbok Yem Mulai Bisa Bercanda Lagi
Mbok Yem turun dari Gunung Lawu lebih awal tahun ini. Biasanya, ia turun gunung jelang Hari Raya Idul Fitri.
Mbok Yem harus turun gunung lebih awal karena kondisinya menurun.
Mbok Yem alias Wakiyem ditandu beberapa orang untuk turun gunung, pada Selasa (4/3/2025), atau lebih tepatnya puasa hari keempat.
Beberapa pria menandu Mbok Yem alias Wakiyem secara bergantian. Seperti Lebaran tahun lalu, Mbok Yem mudik turun gunung dari warungnya, Hargo Dalem Gunung Lawu via Cemorosewu.
Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul "UPDATE Kondisi Mbok Yem 'Penjaga' Gunung Lawu, Dirawat di RSUA Ponorogo Setelah Turun Gunung."
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang