Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perekam Video Mahasiswi Mandi Hapus Barang Bukti di Ponselnya

Kompas.com, 5 Maret 2025, 20:37 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - MS (19), terduga pelaku perekaman mahasiswi ketika tengah mandi di kamar kosnya, di Jalan Siwalankerto, Kecamatan Wonocolo belum ditahan.

Sebab, barang bukti hasil rekaman sudah dihapus.

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Aris Purwanto mengatakan, terduga pelaku lebih dahulu menghapus hasil perekaman korban, MV (21), ketika sedang mandi.

"Jadi saat ada yang bertamu dan dia (korban) mandi, kemudian CCTV terlihat yang bersangkutan (pelaku) lagi merekam ke kamar mandi," kata Aris, di Mapolrestabes Surabaya, Rabu (5/3/2025).

"Tetapi bentuk hasil rekamannya sampai saat ini masih belum kami dapatkan, karena sudah dihapus. Jadi sebelum (handphone pelaku) diserahkan, sudah dihapus (videonya)," ucapnya.

Baca juga: Alumnus FIB Unair yang Rekam dan Jual Video Perempuan di Toilet Pernah Jadi Duta Berbakat

Saat ini, kata Aris, penyidik telah menyita handphone milik terduga pelaku untuk dicek. 

Akan tetapi, mereka masih menunggu hingga hasil lab forensiknya keluar.

"BB (barang bukti)-nya lagi kita bawa ke Labfor, karena BB-nya (video) sudah dihapus, enggak ada di handphone-nya. Sekarang masih menunggu proses penyelidikan di Labfor," ujarnya.

Dengan demikian, aparat kepolisian masih belum menahan terduga pelaku perekaman di kamar mandi indekos tersebut.

"(Terkait penahanan pelaku) BB (barang bukti)-nya belum ada, masih proses penyelidikan. Intinya masih kami proses, kami menunggu barang buktinya, barang bukti terkait ITE (informasi dan transaksi elektronik)," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, korban, MV mengatakan bahwa peristiwa dugaan perekaman terjadi pada Jumat (21/2/2025) lalu.

Ketika itu, mahasiswi tersebut tengah mandi di indekosnya.

"Jadi (Jumat) sore itu, saya lagi mandi tiba-tiba pas saya melihat ke atas, di ventilasi kamar mandinya itu ada kamera handphone," kata MV, ketika dikonfirmasi, Selasa (25/2/2025).

Baca juga: Kasus Alumnus Unair Rekam Toilet Wanita, Polisi Tunggu Laporan

Mahasiswi semester 6 tersebut pun kaget karena melihat sudah ada handphone di ventilasi kamar mandinya.

Akan tetapi, dia tidak menemukan pelaku yang diam-diam merekamnya.

"Handphone-nya itu iPhone 15 Pro, warnanya silver, sudah naik di atas ventilasi kamar mandi. Saya enggak tahu (ponselnya siapa), enggak tahu juga (penghuni atau bukan)," ujarnya.

Kemudian, MV mendapatkan informasi bahwa perekam tersebut adalah kekasih dari penghuni kos lain.

Akan tetapi, dia masih belum mengetahui terkait kebenaran dari cerita itu.

"Kalau dari pengakuan pemilik kos, pelakunya itu pacar dari tetangga kos saya, tapi saya enggak kenal dengan keduanya. Saya tidak kenal sama sekali, belum pernah ketemu," katanya. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau