PASURUAN, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, melarang penggunaan sound system horeg untuk membangunkan sahur selama bulan Ramadhan 1446 Hijriah.
Penggunaan sound horeg dinilai dapat mengganggu ketenangan dan ketertiban umum.
"Pemerintah Pasuruan sudah mengeluarkan kesepakatan bersama larangan penggunaan sound system horeg atau sound system yang dikarak secara berlebihan," terang Shobih Asrori, wakil bupati Pasuruan, kepada Kompas.com, Kamis (27/02/2025).
Baca juga: KPU Larang Pawai Sound Horeg di Pilkada Kabupaten Pasuruan
Gus Shobih, sapaan akrab Shobih Asrori, menjelaskan larangan penggunaan sound horeg untuk membangunkan sahur tersebut merupakan hasil Rapat Koordinasi (rakor) Kesepakatan Bersama Bulan Suci Ramadhan 1446 Hijriah di Pendopo Nyawiji Ngesti Wenganing Gusti, Senin (24/2/2025) lalu.
Penggunaan sound system horeg untuk membangunkan sahur selama bulan puasa dinilai merugikan karena mengganggu ketentraman dan ketertiban umum akibat suaranya yang bergetar dan nyaring.
"Lebih-lebih kalau sound horeg itu melewati kampung yang warganya banyak orang lanjut usia atau balita. Kasihan jatah istirahatnya berkurang. Karena rata-rata orangtua melakukan ibadah di sepertiga malam menjelang sahur," katanya.
Baca juga: Truk Sound Horeg dengan Speaker Besar Coba Rusak Lampu Jalan
Pihaknya telah menyampaikan kepada Polri dan TNI terkait larangan itu. Sehingga, pengawasan maksimal dapat dilakukan dengan melibatkan Bhabinkamtibmas atau Babinsa di masing-masing desa atau kelurahan.
Seperti diketahui, fenomena sound horeg atau penggunaan sound system dengan cara berkeliling di wilayah Jawa Timur sering digelar. Mulai dari acara selamatan desa hingga kegiatan sosial lainnya.
Bahkan, sound system horeg dengan suara menggelegar banyak mengundang perhatian jika sudah keliling kampung atau desa.
Abdul Sato, warga Desa Baujeng, Kecamatan Beji, mengaku senang dengan adanya larangan penggunaan sound horeg saat sahur.
Karena untuk membangunkan sahur, cukup memakai alarm pada handphone atau pengeras suara dari mushala yang sudah cukup membantu.
"Memang tidak perlu adanya sound horeg. Cukup pakai alarm hp atau toa (pengeras suara) dari mushala sudah cukup. Kalaupun ada patrol sahur, cukup menggunakan alat sederhana," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang