BLITAR, KOMPAS.com – Sejumlah pemilik toko kelontong di Kota dan Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mengungkapkan pengalaman berbeda terkait pasokan gas LPG bersubsidi ukuran 3 kilogram.
Dua pengecer di Kota Blitar melaporkan bahwa mereka mendapatkan kuota pasokan yang stabil, sementara dua pengecer lainnya di Kabupaten Blitar mengalami pemangkasan kuota setiap pekannya.
Lilik Hariani, pemilik toko kelontong di Jalan Tengger, Kelurahan Kepanjenlor, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar, mengatakan bahwa dirinya menerima pasokan antara 20 hingga 25 tabung setiap pekan dari pangkalan.
“Masih sama. Sebelum Februari ini, dari dulu memang dapat jatah segitu,” ujarnya saat ditemui di tokonya, Jumat (7/2/2025).
Baca juga: Memahami Perbedaan Gas LPG dan LNG, Apa Saja?
Lilik mengungkapkan bahwa ia membeli setiap tabung gas LPG 3 kg dari pangkalan terdekat seharga Rp 18.000, yang mengalami kenaikan Rp 2.000 dibandingkan harga sebelum Februari, yakni Rp 16.000.
Ia menjual setiap tabung gas tersebut kepada konsumen dengan harga Rp 20.000 hingga Rp 21.000 per tabung.
Menurut Lilik, yang lebih penting adalah stabilitas pasokan, bukan fluktuasi harga.
“Yang lebih penting, pasokan stabil dengan tanpa ketentuan yang mempersulit masyarakat baik pengecer maupun pengguna,” tambahnya.
Mariyati, pengecer gas LPG bersubsidi lainnya di Kota Blitar, juga mencatat bahwa jumlah pasokan ke tokonya di bulan Februari masih sama dengan bulan Januari, yakni 25 tabung per pekan.
Ia membeli dari pangkalan dengan harga Rp 18.000 per tabung dan menjualnya seharga Rp 20.000.
Baca juga: Stok LPG 3 Kg Aman, Pemkot Surabaya Minta Warga Tak Panic Buying Gas Melon
“Kalau menurut saya dengan harga jual ke konsumen Rp 20.000 hingga Rp 21.000 itu idealnya harga dari pangkalan Rp 17.500 jadi pengecer bisa dapat untung antara Rp 2.500 hingga Rp 3.500,” ujar Mariyati saat ditemui di tokonya di Jalan Anjasmoro, Kelurahan Kauman, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar.
Ia pun berharap pemerintah dapat menjamin stabilitas pasokan gas LPG bersubsidi ke depannya.
Di sisi lain, dua pengecer di Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, melaporkan pemangkasan kuota pasokan dari pangkalan.
Kunti, pemilik toko kelontong di Desa Papungan, mengungkapkan bahwa kuotanya turun dari 25 tabung menjadi hanya 10 tabung setiap pekan.
“Kalau kata pihak pangkalan, sementara dapat 10 tabung. Ya langsung habis waktu kemarin lusa dikirim 10 tabung,” ungkapnya.
Kunti mengaku tidak mengetahui apakah pemangkasan kuota tersebut bersifat permanen atau sementara.
Baca juga: ASN Jateng Dilarang Beli LPG Subsidi 3 Kilogram, Ada Sanksi bagi yang Melanggar
Senada dengan Kunti, Suparman, pemilik toko kelontong di Desa Gaprang, juga mengalami penurunan kuota pasokan dari 25 menjadi 15 tabung per pekan sejak adanya kenaikan harga gas LPG bersubsidi pada Februari.
Rahardian Eka Priyanto, manajer PT Petro Jaya Gas, salah satu agen gas LPG terbesar di Kota Blitar, menegaskan bahwa tidak ada pengurangan jumlah pasokan gas LPG bersubsidi ukuran tabung 3 Kg sejak kenaikan harga pada Februari.
“Pasokan masih stabil kok. Sehari kami dapat antara kiriman 4 sampai 5 truk. Per truk berisi 560 tabung 3 Kg,” tuturnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang