MAGETAN, KOMPAS.com – Kepolisian Resor Ponorogo, Jawa Timur, memeriksa 41 saksi dalam kasus dugaan keracunan sate gulai yang dialami warga di Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo. Mereka menyantap sate gulai itu dalam selamatan zikir wida pada Kamis (30/1/2025) malam.
Pada saat yang sama, santri di Pondok Pesantren (Ponpes) di Desa Belang, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo, juga diduga keracunan usah menyantap menu yang sama.
Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, mengatakan, dari 41 saksi yang dimintai keterangan itu, salah satunya merupakan pemilik katering yang mensuplai menu sate gulai.
Baca juga: 22 Santri di Ponorogo Keracunan Usai Makan Sate Gulai
“Yang kita mintai keterangan 41 saksi kami periksa, termasuk pemilik katering, karena penyedia katering sate gulai di dua tempat itu sama,” ujarnya ditemui di halaman Polres Ponorogo, Selasa (4/2/2025).
Andin menambahkan, dari kedua lokasi tempat warga diduga keracunan makanan, pihaknya telah mengambil sampel makanan untuk dilakukan uji laboratorium di laboratorium kesehatan di Surabaya.
Baca juga: Diduga Keracunan Sate Gulai, 46 Warga Ponorogo Muntah-muntah dan 1 Meninggal
Pihaknya masih menunggu hasil uji lab untuk mengetahui penyebab 68 warga mengalami keracunan makanan.
“Sampel makanan sudah diambil untuk dites di laboratorium kesehatan. Tinggal menunggu hasilnya kira-kira apa yang menjadi penyebab warga keracunan. Mana yang kira-kira zat yang menyebabkan keracunan,” imbuhnya.
Tumirah, salah satu pekerja di ponpes di Desa Belang, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo, mengaku membawa pulang menu sate gulai yang didonasikan oleh pemilik katering untuk disantap bersama keluarga.
Setelah menyantap menu sate gulai pada hari Jumat (31/1/2025), dia dan seluruh keluarga merasakan gejala demam, pusing, mual, muntah, hingga diare, dan dirawat di ruang Multazam Rumah Sakit Umum Aisyiyah (RSUA) di Jalan dr Sutomo Ponorogo.
“Empat orang dibawa ke rumah sakit itu, saya, bapak, anak saya, dan keponakan. Sudah membaik, kalau sekarang lemasnya sudah berkurang,” katanya.
Tumirah mengaku ada yang agak aneh dari menu sate gulai yang dia santap. Kuah gulai terasa hambar.
Meski demikian, sate yang dia bawa pulang saat disantap terasa lebih empuk dan tidak ada rasa alot seperti menu sate biasanya.
“Biasanya sate itu kan agak alot, ya, tapi itu empuk dan rasanya itu seperti hambar,” jelasnya.
Sebelumnya, sebanyak 46 warga RT 01 RW 01 Dukuh Tengah, Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, mengalami mual, muntah, pusing, dan diare diduga akibat keracunan sate gulai.
Hal yang sama juga terjadi pada santri di Pondok Pesantren (Ponpes) di Desa Belang, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo. Di pesantren itu, 22 santri mengalami mual, muntah, pusing, dan diare.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang