Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Kasih "Save Street Child Surabaya", Merangkul Ratusan Mimpi Anak-anak Jalanan

Kompas.com, 1 Februari 2025, 13:31 WIB
Adhitiya Prasta Pratama,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Di ujung Jalan Ngagel Timur No. 20, sebuah basecamp kecil menyimpan cerita besar tentang harapan.

Save Street Child Surabaya (SSCS) bukan sekadar komunitas, melainkan rumah kedua bagi ratusan anak yang terabaikan.

Saat kota Surabaya masih bergelut dalam rutinitas sore, sekelompok pemuda dengan semangat membara mempersiapkan kegiatan mereka.

Baca juga: Relakan Tabungan Haji, Anggota Polres Salatiga Pilih Bangun TPA untuk Anak-anak

Humas dari Komunitas Save Street Child Surabaya, Ahmad Bagus Rohim (21) menceritakan perjalanan komunitas yang telah berdiri sejak 2011 ini dengan mata berbinar.

"Kita konsisten, bahkan ketika Covid-19 sekali pun," ujarnya bangga kepada Kompas.com, Jumat (31/1/2025) sore.

Saat ini, SSCS telah merangkul sekitar 210 anak jalanan di Surabaya, dengan fokus utama pada pemberdayaan dan pengembangan potensi.

Baca juga: Kisah Bripka Fahmi, Rela Sisihkan Gajinya untuk Hidupi 35 Anak Yatim di Semarang


Baca juga: Cerita Istri Korban, Sebelum La Jahari Dibunuh KKB di Yahukimo Papua Pegunungan

Menciptakan ruang untuk eksplorasi minat dan bakat

Bukan sekadar memberi makan atau perhatian, SSCS mencoba menyentuh akar permasalahan.

Mereka menciptakan ruang di mana anak-anak jalanan dapat mengeksplorasi minat dan bakat mereka.

Dari kelas komputer hingga kelas seni, dari fotografi hingga kewirausahaan, komunitas ini berusaha membuka jendela masa depan yang lebih cerah.

Baca juga: Kisah Basuki, Peternak Sapi Semarang yang Sukses Lawan PMK dengan Jamu

Rohim mengatakan, SSCS mempunyai lima lokasi kegiatan yakni:

  1. Tidar
  2. Ambengan
  3. JMP (Jembatan Merah Plaza)
  4. Gemblongan
  5. Makam Rangkah.

"Setiap Jumat, kami berganti lokasi agar tidak ada rasa iri," kata dia.

Baca juga: Fenomena Manusia Silver di Yogyakarta dan Pendapatannya yang Disebutkan Melebihi ASN...

Tantangan terbesar

Tantangan terbesar mereka adalah membangkitkan semangat belajar pada anak-anak yang sudah "terlena".

Komunitas ini tak sekadar memberikan pengajaran, mereka juga memberikan harapan.

Kelas ekstrakurikuler yang mereka sebut "Kelas Merdeka" adalah bukti nyata.

Di sini, setiap anak bebas memilih minatnya, dari melukis, menari, hingga fotografi.

Baca juga: Penjelasan Manajemen Hotel Tentrem soal Polemik Penggunaan Foto Candi Prambanan

Halaman:


Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau