Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Damkar Banyuwangi, Disuruh Bongkar ATM hingga Pencet Klakson Telolet

Kompas.com, 30 Januari 2025, 21:24 WIB
Fitri Anggiawati,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Berbagai kejadian nyeleneh pernah dialami Asnan, petugas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Banyuwangi, Jawa Timur.

Selain melakukan pemadaman dan evakuasi korban, petugas yang telah mengabdi selama 14 tahun tersebut juga pernah menghadapi berbagai kejadian yang menggelitik.

Mulai dari diminta bongkar mesin ATM hingga melayani telepon iseng. "Malam-malam ditelepon diminta mengambilkan kartu ATM yang jatuh (ke dalam mesin),” cerita Asnan, Rabu (29/1/2025) kemarin.

Baca juga: Kisah Unik Petugas Damkar Banyuwangi, dari Evakuasi Ular hingga Potong Cincin Pakai Benang

Dengan gaya lucu, Asnan menceritakan, dia memberikan pemahaman kepada masyarakat yang telah telanjur panik bahwa itu bukan ranah damkar melainkan pihak bank.

Dia juga menjelaskan, meski damkar memiliki tugas untuk melakukan evakuasi baik yang bernyawa maupun tidak bernyawa, tetapi tetap memiliki batasan juga.

“Jika mengambil secara paksa (di dalam mesin), artinya saya merusak fasilitas umum. Waduh, pelanggaran ini, pidana (bagi) saya,” tutur dia seraya tertawa.

Selain itu, ketika berangkat atau pulang melaksanakan tugas memadamkan api dan melakukan misi penyelamatan, Asnan juga menemui berbagai hal unik, salah satunya tingkah polah anak-anak.

Baca juga: Cerita Damkar Surabaya, Tangani Ayu Ting-Ting hingga Usir Kecoa di Kos

Tren meneriaki bus agar menekan klakson telolet juga dilakukan anak-anak kepada truk damkar, namun selama itu tidak mengganggu tugas utamanya serta tidak mengganggu pengendara lain, Asnan akan menurutinya.

“Damkar ketika di jalan juga jadi hiburan anak kecil,” ujar dia sambil menunjukkan video yang dia ambil beberapa waktu lalu, ketika anak-anak dengan riang menghampiri truk damkar untuk meminta diklakson.

Tak berhenti di situ, Asnan juga pernah mendapatkan berbagai telepon iseng.

Sebelum tahun 2017, saat belum era digitalisasi, dia menerima berbagai telepon kebakaran atau evakuasi iseng oleh orang tak bertanggung jawab.

Berbeda sejak 2017 ketika nomor penelepon sudah mulai dapat dilacak, telepon iseng banyak berkurang, meski bukan berarti benar-benar hilang.

Baca juga: Tugas Unik Damkar Banyuwangi: Selamatkan Maling dan Nasihati Anak Kecanduan Miras

“Ada suara cewek yang telepon bilang sedang kebakaran, ditanya kebakaran di mana, dijawab di rumah. Ditanya apa yang kebakaran, dijawabnya hatinya yang kebakaran terus ngakak,” kenang dia sambil tertawa.

Namun, Asnan memilih menghadapi peristiwa-peristiwa tersebut dengan santai, dan mengambil sisi lucu serta justru senang dengan kedekatan yang terjalin antara masyarakat dengan damkar.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau