Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertekad Pertahankan Pohon Pisang di Jalur Pabrik di Blitar, Warga: Kami Minta Jalan Beton

Kompas.com, 27 Januari 2025, 19:56 WIB
Asip Agus Hasani,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com – Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Blitar berencana memperbaiki jalan rusak di Dusun Jajagan, Desa Jugo, Kecamatan Kesamben, dengan cara menambal bagian yang berlubang.

Rencana penambalan jalan berlubang itu merupakan respons Dinas PUPR Kabupaten Blitar terhadap aksi warga Dusun Jajagan yang menanami lebih dari 1 kilometer jalan rusak dengan puluhan pohon pisang di ruas jalan yang merupakan bagian dari jalur utama menuju pabrik gula.

Namun, salah satu perwakilan warga Dusun Jajagan, Ubaidilah alias Kaji Obet, mengatakan bahwa warga Dusun Jajagan tidak akan bersedia menerima tawaran tersebut.

"Kami tidak akan menerima jika hanya penambalan," kata Obet saat dikonfirmasi Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (27/1/2025).

"Warga Jajagan sudah sepakat menginginkan perbaikan total jalan. Apakah mau dibeton atau diaspal, yang penting perbaikan total," tuturnya.

Baca juga: Protes Jalan Rusak, Warga Tanami Pohon di Jalan Menuju Pabrik Gula RMI, Blitar

Menurut dia, sikap tersebut diambil setelah warga Dusun Jajagan merasa kecewa karena selalu dianaktirikan dalam realisasi perbaikan jalan berupa pembetonan yang dibiayai pemerintah pusat.

Pada proyek pembetonan jalan tahap pertama yang dimulai dari sisi selatan di sekitar lokasi pabrik gula, Kecamatan Binangun, menuju ke utara ke arah jalan nasional, kata dia, ruas jalan yang ada di wilayah Dusun Jajagan tidak tersentuh proyek pembetonan jalan itu.

"Untuk proyek pembetonan yang pertama, ketika sampai di Dusun Ngembul yang ada di sisi selatan dusun kami, pembetonan dibelokkan ke barat. Padahal, kalau dilanjutkan ke utara, maka seluruh ruas jalan di dusun kami sudah dibeton," katanya.

Selanjutnya, kata Obet, pada proyek tahap kedua yang direalisasikan antara November-Desember 2024 lalu, pembetonan jalan hanya menyentuh sebagian saja dari ruas jalan di wilayah Dusun Jajagan.

Akibatnya, kata dia, masih tersisa ruas jalan sepanjang sekitar 3 kilometer yang belum diperkuat dengan jalan beton dan menjadi rusak parah setelah meningkatnya beban jalan selama musim giling tebu di pabrik.

Baca juga: Cerita Warga Blitar Temukan Motornya yang Dicuri Saat Akan Lapor ke Kantor Polisi, Mogok di Pinggir Jalan

"Sikap warga Jajagan sekarang itu, kalau tidak dibetonm ya diaspal yang kuat. Kalau ada pihak kepolisian atau dari Pemkab mau membujuk kami, ya kami mendingan tidak keluar rumah dulu,” tuturnya.

Hal senada disampaikan perwakilan pemuda Dusun Jajagan, Didik Kurniawan alias Wawan.

Wawan mengatakan, pemuda Dusun Jajagan akan terus menjaga agar pohon pisang yang ditanam di lubang-lubang jalan tetap berdiri.

"Nanti malam kami akan periksa apakah ada yang mencabut pohon yang semalam kami tanam. Kalau iya, akan kami tanami lagi," ujarnya.

Wawan menegaskan warga Dusun Jajagan tidak akan bersedia kompromi lagi dengan penambalan-penambalan jalan yang ditawarkan Dinas PUPR.

Halaman:


Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau