Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tembok Pembatas RS Unej Rusak, Warga Mengeluh Takut Air Masuk Rumah

Kompas.com, 20 Januari 2025, 15:31 WIB
Bagus Supriadi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS.com – Warga di Jalan Slamet Riadi, Kelurahan Patrang, Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengeluhkan kondisi tembok pembatas Rumah Sakit Universitas Jember (Unej) yang sudah retak dan belum diperbaiki.

Salah seorang warga, Abdul Hamid mengungkapkan, tembok tersebut sempat roboh pada Sabtu, 4 Januari 2025, dan menghalangi akses jalan masuk warga.

“Sekarang, temboknya sudah retak lagi, namun masih belum diperbaiki oleh pihak kampus. Padahal, tembok tersebut berpotensi roboh kembali,” kata Hamid kepada Kompas.com, Senin (20/1/2025).

Ia menambahkan, jika tidak segera ditangani, tembok tersebut bisa roboh lagi karena ada tekanan tanah setinggi sekitar satu meter lebih di sisi bagian dalam.

Baca juga: Akademisi Unej: Virus PMK Bisa Menyebar hingga Jarak 20 Km

Warga setempat sebelumnya telah meminta pihak Unej untuk segera membangun tembok baru setelah tembok yang lama runtuh.

Unej sempat menyanggupi permintaan tersebut dan berjanji akan melakukan perbaikan. “Tapi sampai sekarang janji itu belum terealisasi."

"Temboknya sudah miring, apalagi ada tekanan tanah. Kami sangat khawatir roboh lagi,” kata Hamid.

Dampak dari kondisi tersebut, bekas reruntuhan tembok di tepi jalan juga ditengarai menyebabkan air hujan dari proyek RS masuk ke rumah warga, sehingga mengakibatkan genangan.

“Air hujan dari proyek ini masuk ke beberapa rumah warga. Meski tidak sampai menimbulkan korban, tapi menimbulkan kerugian material,” kata Hamid.

Baca juga: Mahasiswa Unej Tewas di Kampus, Polisi Periksa Saksi dan CCTV

Sebagai langkah sementara, warga sepakat untuk memasang tanggul sederhana di depan rumah mereka menggunakan karung yang berisi tanah.

“Kalau tidak diberi pembatas, takutnya aliran air hujan dari area proyek nanti masuk lagi,” ujar dia.

Sementara itu, Wakil Ketua Tim Kerja Hubungan Masyarakat Unej, Iim Fahmi Ilman menyatakan, pihak Unej tengah mempersiapkan pembangunan ulang tembok di sebelah selatan Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RS PTN) Unej.

“Tim dari Unej juga telah mendatangi lokasi terakhir pada Jumat, 16 Januari 2025, guna mempersiapkan perencanaan pembangunan ulang tembok yang sudah rapuh karena usia,” kata Iim.

Ia menambahkan, pembangunan ulang tembok harus mengikuti mekanisme yang ditetapkan oleh Pemerintah, termasuk melalui tahapan perencanaan.

Baca juga: Bikin Akun Bodong Minta Foto Telanjang, Mahasiswa Unej Diskors Setahun

Dalam pertemuan antara Unej, warga, perwakilan kelurahan, dan Polsek Patrang, warga mengusulkan agar pembangunan tembok dapat memberikan akses yang lebih lancar bagi kendaraan roda empat, terutama ambulans yang akan menuju pemakaman.

“Permohonan ini difasilitasi oleh Unej yang nantinya akan membangun ulang tembok dimaksud,” ujar dia.

Unej berharap proses pembangunan tembok dapat segera dilaksanakan dalam waktu dekat.

“Sekitar dua bulan ke depan, mengingat di bulan-bulan ini kondisi cuaca sering hujan deras sehingga berpotensi menghambat pembangunan tembok,” ungkap dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau