Salin Artikel

Tembok Pembatas RS Unej Rusak, Warga Mengeluh Takut Air Masuk Rumah

Salah seorang warga, Abdul Hamid mengungkapkan, tembok tersebut sempat roboh pada Sabtu, 4 Januari 2025, dan menghalangi akses jalan masuk warga.

“Sekarang, temboknya sudah retak lagi, namun masih belum diperbaiki oleh pihak kampus. Padahal, tembok tersebut berpotensi roboh kembali,” kata Hamid kepada Kompas.com, Senin (20/1/2025).

Ia menambahkan, jika tidak segera ditangani, tembok tersebut bisa roboh lagi karena ada tekanan tanah setinggi sekitar satu meter lebih di sisi bagian dalam.

Warga setempat sebelumnya telah meminta pihak Unej untuk segera membangun tembok baru setelah tembok yang lama runtuh.

Unej sempat menyanggupi permintaan tersebut dan berjanji akan melakukan perbaikan. “Tapi sampai sekarang janji itu belum terealisasi."

"Temboknya sudah miring, apalagi ada tekanan tanah. Kami sangat khawatir roboh lagi,” kata Hamid.

Dampak dari kondisi tersebut, bekas reruntuhan tembok di tepi jalan juga ditengarai menyebabkan air hujan dari proyek RS masuk ke rumah warga, sehingga mengakibatkan genangan.

“Air hujan dari proyek ini masuk ke beberapa rumah warga. Meski tidak sampai menimbulkan korban, tapi menimbulkan kerugian material,” kata Hamid.

Sebagai langkah sementara, warga sepakat untuk memasang tanggul sederhana di depan rumah mereka menggunakan karung yang berisi tanah.

“Kalau tidak diberi pembatas, takutnya aliran air hujan dari area proyek nanti masuk lagi,” ujar dia.

Sementara itu, Wakil Ketua Tim Kerja Hubungan Masyarakat Unej, Iim Fahmi Ilman menyatakan, pihak Unej tengah mempersiapkan pembangunan ulang tembok di sebelah selatan Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RS PTN) Unej.

“Tim dari Unej juga telah mendatangi lokasi terakhir pada Jumat, 16 Januari 2025, guna mempersiapkan perencanaan pembangunan ulang tembok yang sudah rapuh karena usia,” kata Iim.

Ia menambahkan, pembangunan ulang tembok harus mengikuti mekanisme yang ditetapkan oleh Pemerintah, termasuk melalui tahapan perencanaan.

Dalam pertemuan antara Unej, warga, perwakilan kelurahan, dan Polsek Patrang, warga mengusulkan agar pembangunan tembok dapat memberikan akses yang lebih lancar bagi kendaraan roda empat, terutama ambulans yang akan menuju pemakaman.

“Permohonan ini difasilitasi oleh Unej yang nantinya akan membangun ulang tembok dimaksud,” ujar dia.

Unej berharap proses pembangunan tembok dapat segera dilaksanakan dalam waktu dekat.

“Sekitar dua bulan ke depan, mengingat di bulan-bulan ini kondisi cuaca sering hujan deras sehingga berpotensi menghambat pembangunan tembok,” ungkap dia.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/01/20/153117778/tembok-pembatas-rs-unej-rusak-warga-mengeluh-takut-air-masuk-rumah

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com