LUMAJANG, KOMPAS.com - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi pada Rabu (15/1/2025).
Berdasarkan laporan dari Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, sejak pukul 00.00 WIB, gunung ini telah mengalami enam kali erupsi.
Erupsi pertama terjadi pada pukul 01.12 WIB dengan amplitudo 22 milimeter dan durasi 132 detik.
Namun, erupsi ini tidak dapat dipantau secara visual karena tertutup kabut.
Baca juga: 5 Kali Erupsi, Gunung Semeru Keluarkan Kolom Abu Setinggi 700 Meter
Erupsi kedua terjadi pada pukul 02.17 WIB, yang juga tidak dapat terpantau secara visual akibat kabut yang menyelimuti area tersebut.
Erupsi ketiga terjadi pada pukul 05.24 WIB, di mana kolom abu yang dihasilkan mencapai ketinggian 700 meter di atas puncak kawah.
Erupsi keempat terjadi pada pukul 06.43 WIB, dengan kolom abu yang kembali membubung setinggi 700 meter di atas puncak kawah.
Selanjutnya, dua erupsi berturut-turut terjadi pada pukul 07.06 dan 07.48 WIB, di mana erupsi terakhir terpantau mengeluarkan kolom abu setinggi 900 meter di atas puncak kawah.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Rabu, 15 Januari 2025 pukul 07.48 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 900 meter di atas puncak," tulis petugas PPGA Semeru, Sigit Rian Alfian, dalam keterangan tertulisnya.
Sebagai informasi tambahan, dalam 24 jam terakhir, atau pada Selasa (14/1/2025) pukul 00.00-24.00 WIB, PPGA Semeru mencatat sebanyak 47 kali letusan.
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono, menyatakan bahwa saat ini status aktivitas Gunung Semeru berada di level II atau waspada.
Baca juga: Banjir Lahar Gunung Semeru, Jalur Alternatif Lumajang - Malang Terputus
Ia mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas di sektor tengara sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 kilometer dari puncak.
Selain itu, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terkena perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Mengingat saat ini kawasan sekitar Gunung Semeru sering diguyur hujan lebat, hal ini berisiko menimbulkan banjir lahar.
"Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru," imbaunya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang