BATU, KOMPAS.com - Sebanyak 36 ekor sapi ternak di Kota Batu, Jawa Timur, terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Jumlah tersebut meningkat dibandingkan saat akhir Desember 2024. Saat itu, baru 3 ekor sapi yang terjangkit.
Dari 36 ekor sapi itu, terdapat empat ekor sapi yang mati dan dua ekor dipotong paksa.
Sementara itu, berdasarkan data Dinas Petanian dan Ketahanan Pangan (Distan-KP) Kota Batu, populasi hewan ternak di Kota Batu saat ini sebanyak 2.535 sapi potong, 8.535 sapi perah, 8.832 kambing, 7.190 domba dan 190 babi.
Baca juga: Tekan Penyebaran PMK, Pemkab Kediri Tutup Sementara Seluruh Pasar Hewan
Kepala Distan-KP Kota Batu, Heru Yulianto mengatakan, penyebaran virus PMK ini karena adanya hewan ternak dari luar daerah yang masuk ke Kota Batu. Kondisi ini mengakibatkan hewan ternak lainnya ikut terpapar.
Pemkot Batu dalam waktu dekat akan melakukan vaksinasi PMK yang rencananya menggunakan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) APBD.
Baca juga: Cegah PMK Masuk Kebumen, Pemkab Gencarkan Vaksinasi dan Larang Jual Ternak Dalam Kondisi Sakit
Sebab, pada tahun 2025 ini, Pemkot Batu tak mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat atau provinsi.
"Saat ini sedang kita bahas dari pemerintah daerah sendiri apakah akan menggunakan BTT atau seperti apa," kata Heru pada Selasa (14/1/2025).
Menurutnya, jika upaya pencegahan dan penanganan PMK tidak dilakukan sedini mungkin, maka penyebarannya akan semakin meluas.
"Kita bahas dulu dan dilakukan pendataan secepatnya karena penyebaran PMK ini kan seperti Covid-19 melalui udara dan sangat cepat," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang