SURABAYA, KOMPAS.com - Tiga pasar hewan di Jawa Timur ditutup sementara imbas tingginya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak beberapa waktu terakhir.
Tiga pasar hewan ternak tersebut berada di Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Ponorogo.
"Pasar hewan di tiga daerah tersebut ditutup atas permintaan para peternak, agar tidak menjadi klaster penyebaran PMK," kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Indyah Aryani saa dikonfirmasi, Jumat (10/1/2025).
Baca juga: Khofifah Minta Pasar Hewan Diproteksi untuk Mencegah PMK pada Sapi
Pertimbangan lain, menurut dia, jumlah kasus PMK di daerah tersebut cukup tinggi. Di Ponorogo ada 157 hewan ternak sapi yang terjangkit, di Kabupaten Tulungagung ada 77 hewan ternak, dan di Kabupaten Kediri 447 hewan ternak.
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur sebelumnya menerima laporan kasus PMK yang menyerang hewan ternak selama 2 bulan terakhir.
Baca juga: 229 Sapi di Bandung Barat Terpapar PMK, 4 Ekor Mati, 10 Ekor Disembelih
Sepanjang November - Desember 2024, terjadi 6.072 kasus PMK di Jatim, 282 ekor ternak sapi mati.
Gejala klinis pada hewan ternak yang dilaporkan adalah kondisi lemah dan kepincangan, adanya air liur yang berlebihan, menggantung dan berbusa.
"Hewan ternak juga lemas dan lebih banyak berbaring, sehingga terjadi penurunan produksi susu pada sapi perah," ujarnya.
Berdasarkan laporan tersebut, pihaknya kembali gencar melakukan vaksinasi dan pengobatan hewan ternak yang dilaporkan sakit.
Sosialisasi dan edukasi kepada peternak juga dilakukan tentang penanganan hewan yang terserang PMK.
"Kami juga menurunkan tim untuk melakukan penyemprotan desinfektan pada pasar tenak untuk mencegah penularan yang lebih luas," ujarnya.
Pemprov Jatim juga melakukan pengamanan dengan menerapkan pengaturan lalu lintas ternak. Ternak yang keluar masuk Jatim dilakukan pemeriksaan.
"Kami melaksanakan biosecuriti, melaksanakan pengendalian lalu lintas ternak, ini penting kami lakukan untuk menjaga agar tidak ada penularan yang masif pada hewan yang keluar masuk ke Jatim," jelasnya.
Pihakya mencatat, jumlah hewan ternak masuk kategori rentan terkena PMK di Jatim sebanyak 9,2 juta ekor. Jenis sapi tercatat paling banyak yakni 3,4 juta ekor.
Untuk hewan ternak jenis kambing tercatat 5 juta ekor, domba 610.000, kerbau 10.000 dan babi 107.000.
Kasus PMK, menurut dia, memang meningkat menjelang akhir 2024, menjadi rata-rata lebih dari 250 kasus per hari.
Pada 2024, dia menghitung total kebutuhan vaksin di Jatim sebesar 7,2 juta dosis, atau setara dengan 70-80 persen dari total hewan rentan.
Pada akhir 2024, Kementerian Pertanian mengirim 12.500 dosis vaksin untuk kebutuhan di Jatim. Rencananya total bantuan vaksin untuk Jatim 1,4 juta dosis.
Sementara belanja Pemprov Jatim 320 ribu dosis saat ini dalam proses pembelian. Untuk menambal kekurangan dosis vaksin PMK, pihaknya akan menggunaan skema pendanaan dari pos anggaran Bantuan Tak Terduga (BTT) Pemprov Jatim dan Kabupaten/Kota.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang