KEDIRI, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, tengah menghadapi tantangan serius terkait merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi.
Saat ini, sebanyak 398 sapi di wilayah tersebut terjangkit PMK, yang memerlukan tindakan cepat untuk mencegah penyebaran lebih luas dan kerugian yang lebih besar.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Kediri, Tutik Purwaningsih, menjelaskan bahwa pihaknya segera menerapkan prosedur penanganan yang telah dilakukan pada tahun 2022.
Baca juga: Apakah Daging Sapi Ternak Terkena PMK Masih Aman Dikonsumsi? Ini Penjelasan Pakar
"Kita langsung lanjutkan SOP penanganan PMK yang lalu," ujar Tutik Purwaningsih, Selasa (7/1/2025).
Upaya penanggulangan yang dilakukan mencakup penerjunan petugas ke lapangan untuk mengobati sapi yang sakit serta melakukan penyemprotan sebagai langkah pencegahan.
Selain itu, DKPP juga melakukan sosialisasi dan pengawasan di sentra peternakan sapi serta pasar-pasar, baik yang dikelola pemerintah maupun pasar tradisional.
Tutik menambahkan bahwa pihaknya sedang mengupayakan vaksinasi massal untuk mengendalikan penyebaran PMK.
"Untuk vaksin, sekarang kami sedang menyusun kaitannya dengan pengadaan kami sendiri maupun mandiri. Ini yang sedang kami siapkan," ujarnya.
Lebih lanjut, DKPP akan berkoordinasi dengan lintas sektor melalui gugus tugas, yang sebelumnya dibentuk saat PMK menyerang pada tahun 2022.
Baca juga: Satu Sapi Terpaksa Dipotong di Tempat karena Terjangkit PMK saat DKPP Kediri Sidak Pasar Hewan
"Besok pagi kami akan rapat dengan gugus tugas PMK untuk memutuskan langkah-langkah selanjutnya," pungkasnya.
Peningkatan kasus PMK di Kabupaten Kediri telah terjadi sejak Desember 2024 hingga Januari 2025. 24 ekor sapi dilaporkan mati akibat penyakit ini.
Mengingat bulan Ramadhan dan Hari Raya Kurban yang akan datang, peningkatan permintaan daging sapi menjadi perhatian penting bagi peternak dan pemerintah setempat.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang