Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Ngawi-Magetan Licin Imbas Pembangunan Pabrik Mainan, Picu Banyak Kecelakaan

Kompas.com, 7 Januari 2025, 09:48 WIB
Muhlis Al Alawi,
Andi Hartik

Tim Redaksi

NGAWI, KOMPAS.com - Dampak pembangunan pabrik mainan di Desa Kedungglagah, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mengakibatkan ruas jalan nasional Ngawi-Magetan menjadi licin.

Kondisi itu acapkali menjadi penyebab terjadinya kecelakaan tunggal di ruas jalan Ngawi-Magetan saat hujan mengguyur.

Terakhir, kecelakaan beruntun lantaran bus menghindari pengendara motor yang terjatuh akibat licinnya jalan tersebut pada Minggu (5/1/2025). Hingga kemarin, masih tampak material lumpur yang terbawa oleh kendaraan proyek pembangunan pabrik mainan PT GFT Indonesia Investment menyebabkan jalan menjadi licin saat hujan.

Baca juga: Kecelakaan Maut di Ngawi, Penjual Mi Ayam Tewas Tabrak Pohon

Salah satu tokoh masyarakat Kabupaten Ngawi, Agung Purwikanto menyatakan, ruas jalan yang licin akibat dampak lumpur yang dibawa truk proyek pembangunan pabrik mainan menjadikan masyarakat setempat resah.

“Makin hari makin banyak kendaraan roda dua yang mengalami kecelakaan di sini. Kondisi ini tentunya membuat masyarakat semakin resah,” kata Agung, Senin (6/1/2025).

Baca juga: Hendak Menyalip, Bus Tabrak Pikap di Ngawi, 1 Orang Tewas dan Sopir Bus Kabur

Pantauan di lokasi, ruas jalan sepanjang 1,5 kilometer di sekitar proyek masih dipenuhi lumpur. Kondisi itu berisiko tinggi bagi para pengendara kendaraan bermotor yang melintas di ruas jalan tersebut.

Agung mengatakan, tiga bulan terakhir banyak kecelakaan akibat jalan licin di daerah pembangunan pabrik mainan tersebut. Bahkan, dalam satu jam pernah terjadi enam kecelakaan roda dua di lokasi yang sama.

Terhadap kejadian itu, Agung mendesak Pemkab Ngawi untuk mengambil tindakan cepat menanggulangi jalan yang tertutup lumpur akibat aktivitas kendaraan proyek. Terlebih saat ini musim penghujan serta lalu lalang kendaraan sangat ramai di ruas jalan nasional tersebut.

Bila tidak ada tindakan cepat, Agung menyebut warga akan menggelar unjuk rasa menuntut penghentian kegiatan pembangunan pabrik mainan tersebut.

“Kami berharap segara tindak lanjut dari pemerintah,” tutur Agung.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen 2.2 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur - Bali Candra Hervin Subandriyo yang dikonfirmasi terpisah menyatakan telah menyurati direktur PT GFT Indonesia Investment dan PT Sinar Mekar Jaya pada 31 Desember 2024.

Surat itu dilayangkan setelah pihakya menerima banyak laporan dan keluhan masyarakat atas kejadian kecelakaan dampak dari pembangunan pabrik mainan tersebut. Kecelakaan itu dipicu adanya sisa material tanah yang berceceran di jalan.

"Kita sudah meminta perusahaan agar bertanggung jawab atas kejadian kecelakaan tersebut. Selain itu kami meminta segera melakukan pembersihan sisa-sisa material urukan dari perkerasan jalan, bahu jalan,” kata Candra.

Tak hanya itu, kata Candra, pihaknya juga meminta menghentikan sementara pembangunan pabrik tersebut selama belum dilakukan pembersihan dengan benar. Namun, surat yang dilayangkan itu tidak digubris pihak perusahaan.

"Kami juga sudah tembuskan surat imbauan pembersihan itu ke Polres Ngawi, Dishub, dan DPUPR Ngawi," kata Candra.

Pihak pabrik yang hendak dikonfirmasi enggan berkomentar lalu meminta untuk menghubungi kontraktor proyek.

Perwakilan kontraktor Sugiharto yang dikonfirmasi terpisah mengakui perusahaannya belum memiliki fasilitas cuci kendaraan untuk mengurangi material lumpur yang terbawa keluar dari proyek. Untuk sementara, pihaknya masih menggunakan mesin pompa air untuk pencucian kendaraan.

Sugiharto mengatakan, perusahaannya masih sememtara memesan alat pencuci kendaraan. Namun, tidak diketahui kedatangan alat tersebut.

"Alat pencucian kendaraan sementara dalam proses pemesanan," kata Sugiharto.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Surabaya
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Surabaya
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Surabaya
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Surabaya
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
Surabaya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
Surabaya
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Surabaya
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Surabaya
Kuasa Hukum: Korban Pencabulan Sempat Akan Akhiri Hidup, Namun Justru Diintimidasi Ponpes
Kuasa Hukum: Korban Pencabulan Sempat Akan Akhiri Hidup, Namun Justru Diintimidasi Ponpes
Surabaya
Kapolres Pacitan Ungkap Asal Uang Kakek Tarman yang Bagikan Rp 100.000 ke Tiap Tamu Saat Resepsi
Kapolres Pacitan Ungkap Asal Uang Kakek Tarman yang Bagikan Rp 100.000 ke Tiap Tamu Saat Resepsi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau