SURABAYA, KOMPAS.com - Gereja Katolik Kristus Raja di Surabaya memamerkan pohon Natal yang dirangkai dari tanaman buah sebagai bentuk kepedulian terhadap kerusakan alam.
Pohon Natal setinggi 4 meter tersebut merupakan bagian dari peringatan 10 tahun penerbitan Ensiklik Laudato Si.
Kepala Paroki Kristus Raja Surabaya, Romo Markus Marcelinus Hardo Iswanto, menjelaskan bahwa tema pohon Natal tahun ini adalah ekologi.
"Tahun ini kami mengangkat tema pohon Natal ekologi. Karena tahun depan, kami akan memperingati 10 tahun dikeluarkannya Ensiklik Laudato Si," ujar Hardo di Gereja Kristus Raja, Senin (23/12/2024).
Baca juga: Mahasiswa di Purwokerto Buat Pohon Natal dari Sususan Ratusan Skripsi
Hardo menambahkan bahwa Ensiklik Laudato Si berhubungan dengan keterlibatan umat Katolik dalam menjaga lingkungan.
Konsep ini diwujudkan melalui pohon Natal yang terbuat dari tanaman buah.
"Paus Fransiskus mencanangkan 10 tahun lalu pentingnya gereja dan umat terlibat aktif dalam keselamatan lingkungan. Dampak perubahan iklim dan kerusakan alam menjadi keprihatinan," jelasnya.
Lebih lanjut, Hardo mengungkapkan bahwa umat paroki mengusulkan gagasan untuk merangkai pohon Natal dari tanaman buah berbatang keras.
"Ini memberi pesan harapan baru untuk masa depan yang lebih baik dan semangat baru dalam kehidupan," tambahnya.
Pohon Natal tersebut dirangkai menggunakan 150 tanaman buah berbatang keras, dengan ukuran rata-rata sekitar 1 meter.
Setelah perayaan Natal, tanaman-tanaman tersebut akan ditanam di sejumlah lokasi dekat gereja.
"Ada alpukat, kelengkeng, mangga, jambu, belimbing, durian, matoa, dan jenis tanaman keras lainnya. Nanti akan ditanam di lingkungan gereja dan lahan yang membutuhkan penghijauan," ungkapnya.
Baca juga: UK Petra Surabaya Sulap 980 Buku Jadi Pohon Natal
Hardo berharap bahwa pohon Natal yang ditanam dapat berkontribusi pada kelestarian alam di Surabaya.
Selain itu, buah dari tanaman tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar gereja.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang