Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BRIN Pastikan Temuan Batu Bertulis Aksara Jawa Kuno di Magetan adalah Prasasti

Kompas.com, 21 November 2024, 09:38 WIB
Sukoco,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memastikan batu bertuliskan aksara jawa kuno yang ditemukan warga di kebun jati di Desa Taji, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, merupakan sebuah prasasti.

Arkeolog dari BRIN, Titi Surti Nastiti mengatakan, terdapat dua baris tulisan jawa kuno yang ada di batu andesit itu. Batu itu berbentuk lingkaran pada bagian atas dan kotak persegi pada bagian tengah.

“Ini batu prasasti karena ada dua baris tulisan jawa kuno yang berada di bagian kedua sisi batu prasasti,” kata Titi saat ditemui di lokasi temuan prasasti, Rabu (20/11/2024) sore.

Baca juga: Pilkada Jawa Barat, Ronal Tawarkan Program Bintang, Prasasti dan Seblak

Kondisi aksara jawa kuno di batu andesit itu mengalami kerusakan yang cukup parah. Menurut Titi, membutuhkan waktu untuk bisa menerjemahkan isi prasasti.

“Sudah aus sekali, tipis. Jadi kami belum bisa mengidentifikasi dari masa apa karena kita belum bisa membaca. Prasasti itu ada isinya, isinya apa kita belum bisa menjelaskan,” katanya.

Baca juga: BRIN Kembangakan Hilirisasi Rumput Laut Lewat Inovasi Riset Bioindustri di Lombok

Menurutnya, ciri-ciri prasasti yang ada di Jawa Timur dan Jawah Tengah pada umumnya berisi sima atau lahan perdikan yang memiliki status bebas pajak yang dihadiahkan oleh penguasa.

Peneliti BRIN akan bekerja sama dengan Orient EFEO, sebuah institusi pendidikan di Perancis untuk membuat fotogrametri untuk mengetahui prasasti yang tertulis di batu tersebut.

“Biasanya prasasti di Jawa Timur dan Jawa Tengah itu memuat sima atau perbatasan suatu lahan tanah perdikan. Kita akan membuat fotogrametri untuk bisa melihat lebih jelas tulisan jawa kuno yang ada di prasasti,” ucapnya.

Dari bahan batu andesait prasasti yang ditemukan di Magetan, Titi memperkirakan batu tersebut berasal dari wilayah sekitar Kabupaten Magetan. Prasasti dari Desa Taji lainnya yang lebih dahulu ditemukan sudah disimpan di Museum Nasional.

“Kita tidak tahu, kita belum mempelajarinya,” katanya.

Warga ingin tahu isi prasasti

Sebelumnya, warga Desa Taji, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, menemukan batu bertuliskan aksara jawa kuno pada Jumat (9/8/2024). Kepala Desa Taji Sigit Supriyadi mengatakan, batu yang diduga prasasti tersebut ditemukan warga saat membongkar pagar batas kebun.

Sigit yang mendampingi BRIN di lapangan, berharap tulisan yang terdapat di batu tersebut bisa diterjemahkan sehingga mereka bisa mengetahui isi prasasti tersebut.

“Harapan kami bisa diterjemahkan sehingga kami tahu isi dari prasasti yang terkait dengan desa kami di masa lalu,” katanya.

Sigit mengatakan, Pemerintah Desa Taji saat ini sedang menyusun buku sejarah desa mereka.

Mereka akan melakukan pencarian lagi terkait adanya batu-batu peninggalan bersejarah lainnya untuk melengkapi cerita sejarah tersebut.

"Awalnya kita mencari apakah ada artefak di sekitar desa untuk ditelusuri sebagai bahan menyusun sejarah desa. Ternyata kita temukan artefak ini ada di kebun warga. Dulunya tanah di situ dikeruk oleh warga untuk pembuatan batu bata. Sebagian batu di situ dijadikan pagar pembatas kebun oleh warga," katanya.

Sigit mengatakan, ada satu artefak yang disimpan di Museum Nasional di Jakarta yang berasal dari Desa Taji. Artefak dengan inventaris nomor 31 itu merupakan batu berbentuk seperti gunungan. Artefak itu ditemukan di Dukuh Tambi, Desa Taji, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan. Prasasti itu tertulis tahun 1126 Saka dan dimungkinkan di era Kerajaan Jenggala.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau