Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berisiko Ricuh, Debat Ketiga Pilkada Kabupaten Blitar Ditiadakan

Kompas.com, 15 November 2024, 19:07 WIB
Asip Agus Hasani,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Blitar memutuskan meniadakan debat ketiga Pilkada Kabupaten Blitar 2024 karena dinilai berisiko ricuh.

Anggota KPU Kabupaten Blitar Hadi Santosa mengatakan, keputusan untuk meniadakan debat ketiga itu diambil setelah perwakilan atau laison officer (LO) dua pasangan calon kepala daerah (paslon) tak kunjung bersepakat tentang format dan tata tertib debat.

“Kita tawarkan format baru yang lebih sederhana, lebih ringan bagi kedua pihak tapi semua item dari format dan tata tertib debat yang kita tawarkan dikritisi oleh kedua pihak paslon,” ujar Hadi kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Jumat (15/11/2024) sore.

Baca juga: Unggah Situs Judi Online, Selebgram Blitar Ditangkap

“Kita minta masing-masing LO (laison officer) dari kedua paslon untuk membubuhkan paraf atau tandatangan sebagai bukti persetujuan pada format debat yang kami tawarkan tapi tidak dilakukan hingga rapat koordinasi yang kedua berakhir,” imbuhnya.

Ketiadaan kesepakatan pada format dan tata tertib debat di antara kedua paslon, kata Hadi, menjadi pertimbangan utama keputusan meniadakan debat ketiga.

“Sulitnya mencapai kesepakatan di antara kedua paslon ini bagi kami sama dengan tingginya potensi ricuh jika debat ketiga tetap dilaksanakan,” tandasnya.

Baca juga: Rijanto Kecewa Petahana Bawa Contekan dalam Debat Pilkada Blitar

Contekan diperbolehkan

Menurut Hadi, salah satu poin pembaruan pada format dan tata tertib debat yang ditawarkan KPU Kabupaten Blitar adalah ketentuan masing-masing paslon diperbolehkan membawa catatan tambahan sebagai contekan selama debat berlangsung.

Ketentuan ini, ujarnya, berbeda dengan tata tertib debat pertama dan kedua, paslon dilarang membawa catatan tambahan kecuali visi-misi dan program kerja sebagaimana dokumen yang diserahkan ke KPU pada saat mendaftarkan diri.

Hadi membenarkan bahwa terkait ketentuan yang memperbolehkan paslon membawa contekan disetujui oleh perwakilan paslon nomor urut 2 Rini Syarifah-Abdul Ghoni (Rini-Ghoni), tapi ditolak oleh perwakilan paslon nomor urut 1 Rijanto-Beky Herdihansah (Rijanto-Beky).

“Iya. LO paslon 02 setuju boleh bawa contekan. Tapi tidak setuju untuk hal-hal lainnya dari format yang kita tawarkan,” ungkap Hadi.

Format baru debat publik yang ditawarkan KPU Kabupaten Blitar, berupa penyampaian visi-misi pada segmen pertema melalui penayangan rekaman video dengan pertibambangan terjadinya kegaduhan selalu dipicu oleh penyampaian visi-misi paslon pada segmen tersebut.

“Karena di debat pertama dan kedua, keributan itu selalu terjadi di segmen pertama, yakni ketika paslon 02 (Rini-Ghoni) membaca catatan dan diprotes paslon 01,” tuturnya.

Selain masalah contekan, kata Hadi, kedua paslon juga tidak bisa bersepakat untuk poin-poin lainnya dalam debat, seperti masalah lokasi, apakah di Blitar bagian barat, selatan, atau tengah.

Hadi menyebut bahwa KPU Kabupaten Blitar sempat mempertimbangkan untuk menyelenggarakan debat ketiga di luar wilayah Kabupaten Blitar, namun hal itu akhirnya dikesampingkan karena berisiko menyedot energi lebih besar dari KPU dan kedua pihak paslon.

Hadi menandaskan bahwa keputusan meniadakan debat ketiga diambil dengan mempertimbangkan kepentingan masyarakat yang lebih luas. Kata Hadi, jika debat ketiga ricuh maka akan berdampak negatif pada banyak hal, termasuk mempertajam friksi di masyarakat.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau