Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sebut Bayi yang Dibuang di Probolinggo Tewas Dimakan Biawak

Kompas.com, 14 November 2024, 18:18 WIB
Ahmad Faisol,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

PROBOLINGGO, KOMPAS.com – Bayi yang dibuang orangtuanya di pinggir sungai di Krucil, Kabupaten Probolinggo, diduga kuat tewas karena dimakan biawak.

“Diduga kuat dimakan biawak. Darah segar dan bau amis dari bayi mengundang hewan memakannya hingga tercabik-cabik.”

Demikian penjelasan Kasatreskrim Polres Probolinggo AKP Putra Adi Fajar Winarsa saat memberikan keterangan di Mapolres Probolinggo, Kamis (14/11/2024).

Baca juga: Bayi Dibuang Orangtua di Probolinggo, Tewas Diduga Dimakan Hewan Buas

Menurut Fajar, kesimpulan ini muncul didasarkan pada hasil kajian laboratorium forensik dan analisis pihak medis.

Bayi yang ditemukan oleh warga di pinggir sungai Kecamatan Krucil mengalami kehilangan bagian tubuh, termasuk tangan dan perut.

Terdapat juga luka kecil serta bekas gigitan yang menunjukkan bahwa bayi tersebut tercabik-cabik.

“Sehingga diduga kuat bayi meninggal dengan sebagian anggota tubuh hilang dimakan biawak,” tambah Fajar.

Fajar juga memperlihatkan ayah bayi tersebut, yang dikenal dengan inisial YAN, dan kini ditahan di Mapolres Probolinggo untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Sementara itu, ibu bayi berinisial MR dikenakan wajib lapor dan saat ini sedang dalam proses pemulihan fisik dan psikologis, mengingat ia masih di bawah umur.

Baca juga: Mayat Bayi Sengaja Dibuang di Kebun Desa Pemepek

“Untuk YAN dan MR sama-sama ditetapkan sebagai tersangka. Meski MR dalam proses pemulihan, bukan berarti menggugurkan kasus pidana."

"Nanti tetap dilanjutkan proses hukumnya, dan berkasnya kami serahkan ke kejaksaan,” ungkap Fajar.

YAN, yang terlihat berkepala plontos dan mengenakan baju tahanan kepolisian, enggan menjawab pertanyaan wartawan. 

Atas perbuatannya, YAN dan MR dijerat Pasal 305 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal tujuh tahun penjara.

Fajar menambahkan, Kanit Reskrim dan Kanit Intel Polsek Krucil telah berhasil mengungkap kasus pembuangan mayat bayi yang merupakan hasil hubungan gelap antara YAN dan MR.

Baca juga: Hendak Petik Daun Pepaya, Warga Blitar Malah Temukan Mayat Bayi

Berikut adalah kronologi kejadiannya, MR hamil tanpa sepengetahuan keluarganya, mengenakan baju besar untuk menyembunyikan kehamilan.

Ketika akan melahirkan, MR menghubungi YAN untuk bersiap saat bayinya lahir. MR melahirkan seorang diri di kamar mandi, dan YAN datang untuk membuang bayi tersebut.

Bayi ditemukan warga di pinggir sungai dalam keadaan tak bernyawa dan anggota tubuhnya hilang.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau