Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Julukan Kota Surabaya, dari Kota Pahlawan hingga Kota Sejuta Taman

Kompas.com, 6 November 2024, 19:49 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Kota Surabaya adalah ibu kota di Jawa Timur yang memiliki beragam julukan.

Julukan Kota Surabaya ini terkait dengan peristiwa dan perkembangan yang terjadi di
kota tersebut. Julukan tersebut kemudian melekat pada Kota Surabaya.

Berikut ini adalah beberapa julukan Kota Surabaya.

Julukan Kota Surabaya

1. Kota Pahlawan

Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan. Sebutan tersebut lahir dari peristiwa sejarah di kota ini.

Sejak awal, Surabaya yang lahir pada tanggal 31 Mei 1293 selalu lekat dengan nilai kepahlawanan.

Nama Surabaya bermakna heroik dimana terdiri dari kata Sura yang artinya berani dan Baya bermakna bahaya.

Jika digabungkan, Surabaya memiliki arti berani menghadapi bahaya yang datang.

  • Pertempuran Raden Wijaya dengan Pasukan Mongol

Peristiwa lain yang bernilai sejarah adalah pertempuran Raden Wijaya melawan Pasukan Mongol yang dipimpin oleh Kubilai Khan pada tahun 1293.

Dalam hal ini, Raden Wijaya memanfaatkan kedatangan Kubilai Khan di Jawa untuk membalas dendam kepada Jayakatwang yang telah menghabisi nyawa mertuanya, Kertanegara.

Baca juga: Kenapa Surabaya Disebut Kota Pahlawan? Simak Alasannya

Kubilai Khan datang ke Jawa dengan maksud menghukum Kertanegara karena menolak tunduk
kepada Kerajaan Mongol. Ternyata, Kertanegara telah tewas ditangan Jayakatwang.

Raden Wijaya kemudian mempengaruhi pasukan Mongol untuk menumpas Jayakatwanng yang telah menewaskan mertuanya.

Pasukan Mongol berhasil menumpas Jayakatwang dalam waktu singkat.

Pada saat pasukan Mongol Lengah, Raden Wijaya justru melancarkan serangan kepada mereka.

Pasukan Mongol yang tidak siap dengan serangan tiba-tiba, akhir dapat dikalahkan dan kembali ke Mongol.

Nilai Kepahlawanan lainnya terwujud dalam Pertempuran 10 November 1945. Pertempuran tersebut menjadi latar belakang ditetapkannya Hari Pahlawan di Indonesia.

Dalam pertempuran tersebut, arek-arek Suroboyo berjuang melawan sekutu yang datang diboncengi Belanda.

Perjuangan masyarakat Surabaya yang dipimpin oleh Bung Tomo tersebut bertujuan untuk mempertahankan Kemerdekaan RI.

Arek-arek Surabaya bertempur dengan Belanda menggunakan senjata tradisional, sedangkan pihak Belanda menggunakan alat tempur canggih.

Pertempuran selama tiga minggu ini merupakan peristiwa besar dalam sejarah revolusi Indonesia.

Dalam pertempuran tersebut, sekitar 20.000 masyarakat Surabaya gugur dalam perang.

Presiden Soekarno kemudian menetapkan 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan dan dibangun Tugu Pahlawan untuk memperingati pertempuran tersebut.

2. Kota Sejuta Taman

Julukan Kota Sejuta Taman mencerminkan Surabaya memiliki banyak ruang terbuka hijau yang asri dan nyaman untuk warga kota.

Taman tersebut dapat digunakan sebagai tempat rekreasi bersama keluarga.

Keberdaan taman di Surabaya ini juga melahirkan beberapa penghargaan, seperti rekor MURI untuk pembangunan taman bekas lahan SPBU terbanyak.

Penghargaan lainnya berupa International The 2013 Asian Townscape Award (ATA) dari PBB, Plakat Taman Kota Terbaik (2012), dan Taman Kota Terbaik Kategori Kota Metropolitan (2011).

3. Kota Perdagangan

Surabaya sebagai Kota Perdagangan terkait dengan aktivitas perdagangan di kota ini, yang telah berlangsung dari masa ke masa. 

Baca juga: Asal-usul Nama Surabaya, Pertarungan Sura dan Baya

Aktivitass ekonomi ini didukungan dengan letak geografis Surabaya yang berada di pesisir utara Pulau Jawa.

Wilayah ini berkembang menjadi pelabuhan penting pada zaman Kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14.

Saat ini, Surabaya berkembang menjadi salah satu pusat perdagangan di Indonesia.

4. Kota Pelabuhan

Berkaitan dengan letak geografisnya, kolonial Belanda telah menjadikan Surabaya sebagai kota pelabuhan sejak abad ke-19.

Pada masa itu, fungsi pelabuhan di Surabaya juga digunakan sebagai collecting centers dari kegiatan pengumpulan hasil produksi perkebunan di ujung timur Pulau Jawa, untuk diekspor ke Eropa.

Saat ini, Surabaya adalah kota pelabuhan terbesar kedua di Indonesia, setelah Jakarta.

Pelabuhan Tanjung Perak adalah pelabuhan tersibuk di Surabaya.

Pelabuhan tersebut merupakan pelabuhan perdagangan, penumpang, dan peti kemas terbesar kedua di Indonesia, setelah Pelabuhan Tanjung priok di Jakarta.

Sumber:

travel.kompas.com (Penulis: Ulfa Arieza)

fahum.umsu.ac.id

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau