Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angin Kencang Terjang Madiun, Pohon Asam Usia Ratusan Tahun Timpa 3 Rumah

Kompas.com, 1 November 2024, 09:24 WIB
Muhlis Al Alawi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com – Tiga rumah di Kota Madiun, Jawa Timur, rusak tertimpa pohon asam besar yang diyakini berusia ratusan tahun, yang roboh akibat angin kencang dan hujan.

Peristiwa ini terjadi di Kelurahan Banjarejo, Kecamatan Taman, Kota Madiun, pada Kamis (31/10/2024) malam.

Dalam insiden tersebut, satu orang harus dilarikan ke rumah sakit karena tertimpa balok kayu dari atap rumah yang runtuh.

Wahyuni (53), salah satu pemilik rumah yang rusak parah menceritakan, saat kejadian dia berada di bagian depan rumah, sementara suaminya duduk di teras.

Tak lama setelah angin kencang mulai menerjang, pohon asam yang terletak dekat rumahnya roboh.

“Begitu ada angin kencang, suami saya teriak kalau pohon asamnya roboh. Kemudian saya lari ke belakang."

Baca juga: 9 Mobil Tertimpa Pohon Tumbang di Farmhouse Lembang, 4 Hancur

"Tetapi tiba di belakang, atap rumah kami sudah roboh. Alhamdulillah saya tidak apa-apa. Tetapi suami saya ketimpa balok rumah dan dibawa ke rumah sakit,” ungkap Wahyuni.

Akibat kejadian ini, rumah Wahyuni mengalami kerusakan parah di bagian depan dan belakang.

Saat ini, ia tinggal sementara di rumah kerabat terdekat, sambil menunggu proses perbaikan.

Pohon asam tua dan besar

Ketua RW setempat, Sugeng Santoso menjelaskan, pohon asam yang roboh diyakini berusia ratusan tahun, dan dikenal oleh warga sebagai bagian dari cagar alam Punden Suro Loyo.

“Pohon asam berusia ratusan tahun itu roboh akibat tertiup angin kencang. Tadi anginnya besar sekali saat kejadian,” kata Sugeng.

Tiga rumah yang terkena dampak adalah milik Wahyuni, Slamet, dan Toiran.

Pohon asam yang tumbang tingginya mencapai sekitar 30 meter, dengan diameter sekitar tiga meter.

Baca juga: Pohon Tumbang Timpa Warung Makan di Malang, Pemilik Minta Ganti Rugi

Sebelum roboh, pohon ini dirawat oleh warga secara turun temurun. Setiap tahun, masyarakat setempat mengadakan kegiatan bersih desa untuk merawat pohon tersebut.

“Pohon ini selalu dirawat warga. Dan setiap tahun kami menggelar acara bersih desa untuk lingkungan di sini,” tambah Sugeng.

Hingga Kamis malam, petugas BPBD Kota Madiun masih melakukan pembersihan dan pendataan kerusakan akibat hujan disertai angin kencang.

Dalam siaran pers Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas 1 Juanda Sidoarjo, masyarakat diimbau untuk mewaspadai cuaca ekstrem.

Cuaca ekstrem itu, disebutkan, dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi di Jawa Timur dari tanggal 31 Oktober-6 November 2024.

Bencana hidrometeorologi ini dapat berupa hujan lebat, banjir, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, hingga hujan es.

Baca juga: Cuaca Ekstrem Terjang Sleman, 2 Rumah Ambruk dan Pohon Tumbang

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau