MALANG, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Malang bakal menggelar debat publik Pilkada 2024 sebanyak 3 kali. Yakni, pada 26 Oktober 2024, 9 November 2024, dan 20 November 2024.
Ketua KPU Kota Malang, M Toyyib mengatakan, rencana debat pertama sebenarnya akan dilaksanakan pada Senin (21/10/2024) kemarin. Namun, diundur karena Divisi Sosialisasi KPU Kota Malang yang mengampu penyelenggaraan debat diundang kegiatan Orientasi Tugas oleh KPU RI.
"Jadi debat di pertama itu kita ubah menjadi tanggal 26 Oktober untuk debat pertama, debat kedua tanggal 9 November, debat ketiga tanggal 20 November. Seperti itu perencanaannya," kata M Toyyib, Selasa (22/10/2024).
Baca juga: Pilkada Kota Malang, KPU Tetapkan Jadwal 3 Kali Debat dengan 6 Tema
Lebih lanjut, perencanaan debat telah memasuki tahap pemilihan dan pembentukan panelis dan perumus.
"Nama-nama calon perumus dan panelis sudah kita kumpulkan semua. Insya Allah sudah lengkap. Tinggal melakukan koordinasi rapat technical meeting antara perumus dan panelis," katanya.
Panelis yang ada nantinya dari kalangan tokoh masyarakat, praktisi profesional dan akademisi. Jumlahnya yakni lima perumus dan 15 panelis.
M Toyyib juga belum bisa menjelaskan akademisi dari perguruan tinggi mana saja yang dilibatkan.
"Jadi Insya Allah sudah lengkap. Kita ambil dari berbagai disiplin keilmuan, dari para panelis dan perumus seperti itu," katanya.
Ada enam tema besar yang rencananya akan ada dalam debat. Di antaranya, terkait kesejahteraan masyarakat, memajukan daerah, meningkatkan pelayanan masyarakat, menyelesaikan persoalan daerah, menyerasikan pelaksanaan pembangunan daerah kabupaten atau kota dan provinsi dengan nasional. Terakhir, memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan kebangsaan.
Nanti tema besar yang ada akan diberikan kepada perumus untuk menyesuaikan lokalitas.
"Misalnya Kota Malang terkait dengan kesejahteraan masyarakat atau pembangunan ekonomi, misalnya ekonomi digital, dan macam-macamnya itu terkait dengan lokalitas yang akan dikembangkan oleh perumusnya," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang