Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Logo Pilkada Magetan "Si Bolih" Tiba-tiba Berubah, KPU Masih Bungkam

Kompas.com, 19 September 2024, 15:35 WIB
Sukoco,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com – Logo Pilkada Kabupaten Magetan 2024 "Si Bolih" tiba-tiba berubah, dari mengenakan baju beskap motif pring sedapur menjadi tinggal mengenakan kaus hitam polos.

Salah satu komisioner yang ditemui di Kantor KPU Magetan mengaku pergantian logo dilakukan karena sejumlah pihak meributkan adanya kesamaan kostum bacalon dengan kostum "Si Bolih".

"Memang ada pergantian logo, tapi untuk konfirmasi langsung ke Pak Ketua KPU ya," ujar Komisioner yang menolak disebut namanya, di KPU Magetan Kamis (19/9/2024).

Sayangnya, upaya mencari penjelasan dari Ketua KPU Magetan Noviano Suyide tentang hal ini belum mendapat tanggapan.

Logo "Si Bolih" yang biasanya ditempatkan di ruang utama Gedung KPU Magetan juga terlihat sudah dipindahkan.

Baca juga: Datang Malam Naik Vespa, Hergunadi-Basusalam Daftar Pilkada Magetan

Sementara, banner di videotrone logo "Si Bolih" telah berganti kostum dengan mengenakan kaos hitam.

Lalu, dari laman kab-magetan.kpu.go.id ŧerdapat informasi KPU Kabupaten Magetan resmi meluncurkan maskot, jingle, dan tagline untuk Pilkada Magetan 2024, pada Rabu (5/6/2024) lalu.

Logo lama Pilkada Magetan Si Bolih yang mengenakan beskap. KOMPAS.COM/SUKOCO Logo lama Pilkada Magetan Si Bolih yang mengenakan beskap.

Fahrudin yang saat itu menjabat Ketua KPU Magetan mengatakan, maskot "Si Bolih" atau Bolu Memilih adalah Maskot Pemenang lomba yang merupakan karya dari Hernawan Windaryanto, warga Kabupaten Magetan.

"Si Bolih" memiliki filosofi kue khas Magetan yang dijadikan rebutan saat peringatan hari jadi Kabupaten Magetan.

Masyarakat Magetan percaya bahwa siapa saja yang mendapatkan kue bolu akan mendapat berkah sepanjang tahun.

Baca juga: Pendaftar Pertama Pilkada Magetan, Sujatno-Ida Yuhana Lolos Berkas

Sense of crisis

Pengamat Politik dari Local Government and Political Research Institute (Logopori) Kabupaten Magetan, Muries Subiantoro menyampaikan pandangannya.

Dia mengatakan, semua pihak harus punya sense of crisis atau kepekaan dalam kontek sosial dan politik terkait penentuan logo Pilkada Kabupaten Magetan 2024.

Terkait adanya bapaslon yang berpakaian menyerupai "Si Bolih", hal tersebut harusnya sudah bisa diantisipasi oleh penyelenggara.

"Saya yakin satu sisi penyelenggara tidak ada niatan untuk menguntungkan salah satu paslon, kebetulan baju maskot hampir sama dengan salah satu kandidat," kata dia.

Sebagai penyelenggara, menurut Muries, KPU harus berhati-hati menyikapi sejumlah kritik dari masyarakat terkait kesamaan kostum ini.

"Temen-temen KPU harus peka, tidak seperti saat ini ketika sudah terjadi, kedandapan (terkejut). Itu harusnya sudah bisa dilakukan antisipasi ketika punya kepekaan yang tinggi."

"Penyelenggara itu berhati-hati saja banyak yang mengkritisi apalagi temen-temen tidak peka bakal mudah untuk tersulut," ucap dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Surabaya
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Surabaya
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Surabaya
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau